Sms Pengaduan :
news_img
  • ADMIN
  • 21-07-2022
  • 1575 Kali

Buku Bedah Literasi Kelas Karya Ali Harsojo, M.Pd, Diharapkan Jadi Inspirasi

Media Center, Kamis ( 21/07 ) Bedah Buku berjudul Bedah Literasi Kelas (Catatan Literasi Pak Guru) Karya Ali Harsojo, M.Pd, seorang Guru di SDN Pajagalan II Kecamatan Kota Kabupaten Sumenep, yang digelar di Gedung Ki Hajar Dewantara, Kamis (21/07/2022), berlangsung sukses dan lancar.

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sumenep, Agus Dwi Saputra, S.Sos, M.Si, melalui Sekretarisnya, Sunaryanto, S.STP, M.Si, mengungkapkan, Bedah Buku berjudul Bedah Literasi Kelas tersebut sangat perlu untuk didukung penuh sebagai upaya peningkatan dan penguatan literasi di sekolah.

Apalagi Pemkab Sumenep memiliki Peraturan Bupati (Perbup) Nomor 13 Tahun 2021, Tentang Gerakan Literasi Satuan Pendidikan dan Penguatan Projek Profil Pelajar Pancasila Berbasis Literasi serta Kurikulum Merdeka.

“Ini penting dalam pelaksanaan literasi sekolah yang dihasilkan dari kreativitas guru, sehingga bisa dijadikan inspirasi bagi guru-guru lain dalam melestarikan dan membudayakan literasi dalam konteks saat ini,” ujarnya.

Dikatakan, pelestarian budaya literasi saat ini, juga diterapkan melalui Kurikulum Merdeka yang tidak hanya membaca namun juga menulis. Karenanya pihaknya berharap para kepala sekolah memberikan ruang lebih dan peduli dengan gerakan literasi sekolah.

Diakui, jika tantangan yang dihadapi saat ini banyak guru yang belum memiliki kesadaran, bahwa membaca memberikan peran penting dalam meningkatkan pengetahuan dan wawasan bagi mereka.

Apalagi, peserta didik saat ini lebih asik dengan dunia gedget, seperti main game online, media sosial dan berbagai kegiatan dunia maya lainnya. Kemudian mereka belum memiliki keterampilan menulis meskipun tulisan singkat dan sederhana.

“Persoalannya banyak guru yang juga acuh tak acuh dengan literasi di sekolah, hal ini bisa dibuktikan dengan minimnya guru berkunjung ke perpustakaan,” tandasnya.

Hal lain sebagian besar guru belum menjadi teladan budaya literasi, dan minimnya karya tulis guru sebagai bukti nyata yang harus dipikirkan bersama. Sebab, dengan derasnya pengaruh negatif digitalisasi yang terus terjadi, jika tidak disikapi dengan serius, maka jangan berharap akan mampu melahirkan generasi literasi emas di masa mendatang.

Sementara Ketua Rumah Literasi Sumenep, Lilik Rosida Irmawati, S.Pd, menambahkan, jika buku berjudul Bedah Literasi Kelas karya Ali Harsojo, M.Pd, diharapkan menjadi motivasi dan inspirasi, utamanya bagi para guru guna berperan aktif dalam melaksanakan literasi kelas saat mengajar.

“Melalui bedah buku kali ini, para guru agar semakin giat untuk belajar dan berubah dalam pengembangan literasi di sekolah, sehingga kelak mampu mencetak anak berkarakter, literat dan cerdas,” tegasnya.

Pendiri Rumah Literasi Sumenep ini juga mengajak seluruh elemen untuk bersama-sama mengembangkan literasi. Sebab, tidak mungkin bisa sukses jika hanya berjalan sendiri-sendiri.

Sementara, kegiatan literasi di Kabupaten Sumenep sebenarnya sudah lama dilakukan melalui komunitas Rumah Literasi Sumenep yang dipimpinnya, hanya saja lewat bedah buku Bedah Literasi Kelas ini kembali menjadi semangat berkembangnya literasi di Kabupaten setempat.

Sedangkan Ali Harsojo, M.Pd, dalam paparannya menyampaikan, buku yang kesekian kalinya diterbitkan tersebut, merupakan karya aplikatif yang isinya sudah dilakukan semua di kelas tempat ia mengajar.

“Buku ini sudah aplikatif, karena semua yang saya tulis dan lakukan, terurai semua mulai langkah-langkah, contoh lengkap dengan gambar, serta formatnya 100 persen sudah dilakukan,” paparnya.

Bahkan, diakui Ali ketika menjawab salah satu penanya terkait dengan isi buku Bedah Literasi Kelas, pada prinsipnya aplikasinya tidak hanya bisa dilakukan oleh sekolah yang ada di perkotaan tempat dia mengajar. Namun, itu bisa diaplikasikan di semua jenjang sekolah dan wilayah tertentu, juga bisa dilakukan oleh guru dimana saja, tentunya dengan kreativitas masing-masing guru.

Bedah buku Bedah Literasi Kelas yang dilaksanakan Rumah Literasi Sumenep, bekerja sama dengan Dinas Pendidikan, PGRI Sumenep dan BPRS Bhakti Sumekar.

Menghadirkan dua orang pembanding, yakni Dr. Abd. Kadir, M.Pd, seorang penulis dan praktisi serta Cahyadi Widi Wahyono, dari Tim Inovasi Jawa Timur. ( Ren, Fer )