Media Center, Senin ( 19/12 ) Sebanyak 1000 guru mengikuti Bimbingan Teknis (Bimtek) menulis yang digagas Dinas Pendidikan Kabupaten Sumenep, agar mampu menghasilkan karya bermutu untuk dijadikan referensi oleh kalangan guru, tenaga pendidik dan masyarakat.
“Kami mengharapkan para guru membudayakan menulis untuk menambah keilmuan serta wawasan, guna meningkatkan kemampuan seorang tenaga pengajar,” kata Bupati Sumenep Ra Achmad Fauzi di sela-sela Pembukaan Bimtek, di Gedung KORPRI, Senin (19/12/2022).
Guru yang rajin menulis menjadi teladan, bahkan sebagai inspirasi bagi siswa dan masyarakat, karena karyanya telah melahirkan ide atau gagasan bermutu yang bermanfaat, sehingga menulis bukan syarat kepentingan untuk mengejar jabatan atau keperluan lainnya.
Yang jelas, guru rajin menulis berefek positif untuk memajukan kualitas dunia pendidikan di daerah, mengingat karyanya mampu memberikan ide-ide luar biasa.
“Jadi, sejatinya guru tidak hanya sebatas mengajar atau mentransfer ilmu pengetahuan dan karakter saja, melainkan juga mempunyai kemampuan menulis untuk mengembangkan mutu pendidikan di Kabupaten Sumenep,” tuturnya.
Bupati mengungkapkan, siapapun termasuk guru untuk menjadi seorang penulis kuncinya adalah rajin membaca dalam rangka mengembangkan pengetahuan dengan memperkaya infomasi dan keilmuan dari berbagai media.
“Guru untuk menulis kuncinya rajin membaca guna menambah informasi dan keilmuan dalam bentuk literasi,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sumenep Agus Dwi Saputra menambahkan, para guru yang mengikuti Bimtek bertema “Serentak Berinovasi Dalam Mewujudkan Merdeka Belajar” diikuti sebanyak 1000 orang, yang pelaksanaannya terbagi dua, yakni secara tatap muka 500 guru dan secara virtual 500 guru.
“Melalui kegiatan ini melahirkan dua genre, yakni fiksi yang mengangkat cerita kandungan pesan moral untuk dijadikan muatan lokal di PAUD hingga SMP, dan non fiksi berupa tulisan para guru, kepala sekolah penilik dan lainnya,” ujarnya.
Pihaknya memilih 100 karya tulisan fiksi dan 100 karya non fiksi terbaik untuk difasilitasi percetakannya oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Sumenep, sedangkan karya tulis lainnya diusahakan sendiri oleh koordinator pengawas kecamatan sehingga tetap menjadi buku.
“Kami mengharapkan kegiatan ini berefek positif kepada para guru untuk rajin menulis dengan karya bermutu, demi memajukan dunia pendidikan,” pungkas Agus Dwi Saputra. ( Yasik, Fer )