Media Center, Kamis ( 19/10 ) Pelaksanaan Musabaqoh Qira'atul Kitab (MQK) sebagai media, untuk memotivasi dan meningkatkan kemampuan santri dalam melakukan kajian dan pendalaman ilmu-ilmu agama Islam bersumber dari kitab kuning.
“Santri merupakan potensi besar dalam pengembangan ilmu-ilmu yang bersumber dari kitab kuning, sehingga melalui kegiatan itu adalah bagian proses kaderisasi ulama dan tokoh masyarakat di masa depan,” kata Bupati Sumenep Achmad Fauzi Wongsojudo di sela-sela pembukaan MQK, di Pendopo Agung Keraton Sumenep, Kamis (20/10/2023).
Kegiatan yang diadakan Pemerintah Kabupaten Sumenep melalui Bagian Kesejahteraan Masyarakat bersama PCNU Kabupaten Sumenep sebagai rangkaian Hari Santri Nasional (HSN) 2023, para santri memiliki spirit dan semangat untuk meningkatkan kemampuan membaca, memahami dan memaknai kitab kuning.
“Kitab kuning sebagai kajian dan sumber memahami ilmu-ilmu agama Islam, hendaknya terus dilakukan secara mendalam sebagai solusi atas kompleksitas permasalahan yang dihadapi umat manusia,” terangnya.
Pelaksanaan Musabaqoh Qira’atul Kitab diharapkan pula bukan sekedar ajang lomba santri semata dalam membaca kitab kuning, namun juga media menjalin silaturahmi Pondok Pesantren di Kabupaten Sumenep.
“Kami menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada panitia dan semua pihak yang telah mendukung kelancaran dan suksesnya kegiatan ini,” tandas Bupati.
Di tempat yang sama Kepala Bagian Kesejahteraan Masyarakat Kamiluddin mengatakan, jumlah peserta sebanyak 72 santri untuk memperebutkan juara terbaik satu hingga tiga dan juara harapan satu sampai tiga.
Total hadiah kejuaraan MQK sebesar tujuh juta Rupiah, yang pendanaan kegiatannya bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Sumenep 2023.
“Ketentuan penilaian meliputi tiga aspek, yakni bacaan maqra, pemahaman makna maqra dan kedalaman analisis maqra dan kontekstualisasi pemahaman maqra terhadap isu-isu kontemporer yang relevan,” pungkas Kamiluddin. ( Yasik, Fer )