Media Center, Kamis ( 26/01 ) Setelah melaksanakan pendampingan guru kelas awal kedua, tindak lanjut pasca advokasi dan sosialisasi penguatan literasi pada Rabu (25/01/2023) kemarin, hari ini Dinas Pendidikan Kabupaten Sumenep bekerja sama dengan Tim Inovasi Jawa Timur kembali melaksanakan pendampingan lanjutan di SDN Nyapar 1 Kecamatan Dasuk dan SDN Larangan Kerta Kecamatan Batuputih.
Kasi Kurikulum dan Penilaian Sekolah Dasar Dinas Pendidikan Kabupaten Sumenep Buhari, M.Pd, mengungkapkan, melalui pendampingan tersebut juga dapat mengkaji penerapan materi dari masing-masing sekolah terhadap guru yang telah mengikuti advokasi dan sosialisasi penguatan literasi guru kelas awal sebelumnya.
"Di samping sebagai penguatan materi, peserta akan mendapatkan informasi dan praktik dari guru yang lain, sehingga dapat diterapkan di masing-masing sekolahnya, sesuai dengan situasi, kondisi, kompetensi dan kemampuannya masing-masing sekolah," ujar Buhari di sela-sela kunjungannya di SDN Nyapar 1, Kamis (26/01/2023).
Menurutnya, dalam kegiatan yang juga didampingi Fasilitator Daerah (Fasda) Inovasi Kabupaten Sumenep dan Inovasi Jawa Timur, diharapkan secara bertahap ada kegiatan belajar bersama dari peserta dengan guru-guru di sekolahnya dan di tingkat gugus atau kecamatan masing-masing.
"Sehingga nantinya mereka ada banyak kreasi untuk selalu menciptakan dan menerapkan pembelajaran berdiferensiasi berdasarkan kemampuan awal siswa, serta berorientasi pada kebutuhan belajar siswa Teaching at the Right Level (TaRL) merupakan pendekatan belajar yang tidak mengacu pada tingkat kelas, melainkan mengacu pada tingkat kemampuan peserta didik," tandasnya.
Sementara Pemateri Pendamping Budiyanto, M.Pd, SD, didampingi Wahyuni, S.Pd, SD, menjelaskan, fokus pendampingan kedua yang dilaksanakan di SDN Nyapar 1, merupakan request dari pendampingan pertama, karena jika melihat settingan kelas apakah sudah menjadi sekolah literat atau belum, ketika dilakukan tagihan terhadap tugas berikutnya untuk membuat Tujuan Pembelajaran (TP) setelah diturunkan dari Capaian Pembelajaran (CP) mereka melakukan.
Bahkan, menurut Budiyanto yang juga Fasilitator Daerah (Fasda) Inovasi Kabupaten Sumenep, ketika dilakukan simulasi Asesmen Formatif Membaca ke murid kelas 1 SDN Nyapar 1 hasilnya bagus.
"Harapan dilakukan asesmen peserta sudah melakukan dan mempunyai pengalaman yang bisa diterapkan pada peserta didik di sekolahnya masing-masing," ujarnya.
Jadi, menurut Budiyanto, setelah dilakukan asesmen formatif, peserta diharapkan dapat melakukan tindak lanjut dengan melaksanakan pemetaan baru yang dilaksanakan pembelajaran diferensiasi serta pembelajaran berbeda sesuai kemampuan dan kebutuhan anak didik.
Kemudian testimoni dari beberapa peserta yang telah mengikuti advokasi dan sosialisasi penguatan literasi bagi guru kelas awal, sangat senang dan semangat untuk melaksanakannya di sekolahnya masing-masing, sepertinya halnya diakui Selly Maufiratul Hasanah, Guru Kelas 1 di SDN Nyapar 1, yang siswanya menjadi praktik asesmen formatif membaca.
"Asesmen ini sangat membantu kami dalam memperoleh data siswa yang sudah bisa membaca dan yang masih belum," ujarnya.
Dijelaskan, dari 36 siswa kelas 1 yang telah dilakukan asesmen, diketahui hasilnya sebanyak 32 siswa sudah bisa membaca dan 4 siswa masih belum lancar membaca. Dan itu nantinya bisa diformulasikan lagi dengan guru-guru khususnya di sekolahnya agar lebih imajinatif dalam melaksanakan pembelajaran literasi dengan menyesuaikan hal yang disukai siswa. ( Ren, Fer )