News Room, Jumat ( 24/04 ) Didampingi Presiden Zimbabwe, Robert Gabriel Mugabe, Presiden Joko Widodo tutup peringatan ke 60 tahun Konferensi Asia Afrika (KAA) yang berlangsung sejak tanggal 22-23 April 2015.
Meski menyisakan banyak agenda, pertemuan puncak Peringatan 60 tahun Konferensi Asia Afrika (KAA) yang ditutup, Kamis malam (23/04) di Jakarta Convention Center (JCC) dinilai mampu menunjukkan kembali eksistensi negara-negara Asia dan Afrika dalam percaturan dunia yang telah berubah.
“Suara yang disampaikan dalam konferensi ini adalah suara kebangkitan bangsa-bangsa Asia Afrika. Oleh sebab itu, suara dan keputusan kita tidak dapat diabaikan oleh siapapun,”kata Presiden Joko Widodo saat menutup konferensi.
Presiden mengatakan, konferensi ini adalah salah satu forum antar pemerintah terbesar di dunia. “Dalam konferensi ini, kita sepakat menggelorakan inti perjuangan Selatan-Selatan yaitu kesejahteraan, solidaritas, dan stabilitas negara Asia Afrika,”katanya.
Pertemuan puncak ini menghasilkan 3 deklarasi, yaitu Pesan Bandung, Penguatan Kemitraan Strategis Baru Asia Afrika, dan Deklarasi Palestina.
Tiga dokumen itu memperlihatkan komitmen bangsa Asia Afrika memperjuangkan tatanan dunia yang lebih adil dan damai.
Sejumlah hasil dicapai dalam konferensi ini, termasuk pembentukan jejaring pusat penjagaan perdamaian di kedua kawasan.
Negara Asia dan Afrika juga mengecam ekstremisme dan terorisme yang mengatas namakan agama. Hal ini disertai upaya bersama untuk mendorong dialog budaya dan agama.
Disepakati pula untuk mendorong sistem perdagangan multilateral yang adil, pro pembangunan dan inklusif, berkontribusi pada pertumbuhan, investasi, lapangan kerja serta berwawasan lingkungan dan berkelanjutan. ( Esha, Fer )