News Room, Sabtu ( 24/03 ) Sebagian petani di Desa Slopeng Kecamatan Dasuk, setelah panen padi pada musim tanam ini, banyak yang memilih menanaman cabe pada masa tanam berikutnya. Hal itu disebabkan harga cabe dalam beberapa hari ini meningkat tajam dan diperkirakan kedepan harga cabe tetap melambung. Seperti halnya yang diakui Abdul Gani, petani asal Desa Slopeng yang mengaku menanam cabe rawit sebanyak 3 ribu bibit dan ditambah tanaman tumpang sari lainnya seperti mentimun, kacang, rante dan sebagainya. Meskipun diakui sebagian besar petani masih menunggu musim untuk menanam tembakau. “Saya lebih memilih tanaman cabe, karena diperkirakan harga cabe akan semakin naik, lebih-lebih ketika tanaman cabe nantinya sepi.”ujarnya. Menurutnya, dirinya sengaja tidak ingin menanam tembakau lagi, karena biasanya jika pada musim tembakau tahun lalu bagus, tahun berikutnya akan over produksi, sehingga diperkirakan harga tembakau akan jatuh bahkan tidak ternilai seperti dua tahun lalu. Abdul Gani mengaku juga sempat mengenyam manisnya harga cabe rawit, yang kala itu hingga mencapai Rp. 45.000,00 per-kilogram. Sementara saat ini harga cabe rawit masih berkisar antara Rp. 15.000,00 hingga Rp. 20.000,00 per-kilogram dipetani. “Meskipun kami sadari jika menanam cabe dan sayuran lainnya, biaya pupuk dan produksinya cukup tinggi, sehingga para petani disini lebih memilih saling bantu dalam menggarap lahannya.”tambahnya. ( Ren, Esha )