News Room, Selasa ( 03/02 ) Meski harga bahan bakar minyak (BBM) sudah dua kali diturunkan, namun sejumlah kebutuhan pokok di Kabupaten Sumenep tidak mengalami penurunan. Hingga saat ini kenaikan sembilan bahan pokok (sembako), dari data yang diperoleh dari Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Penanaman Modal (Disperindag) Kabupaten Sumenep dinilai masih stabil dari harga sebelum BBM turun. Kepala Bidang Bina Perindustrian dan Perdagangan dan Penanaman Modal Kabupaten Sumenep, Drs. Erfandi, ketika ditemui News Room, Selasa (03/02) menjelaskan, harga rata-rata dari sembako sampai saat ini tidak ada yang mengalami kenaikan dan penurunan. Namun, yang mengalami kenaikan akhir-akhir ini, hanya sayur-sayuran, seperti cabe dan bawang. “Harga tetap stabil, hanya sayur-sayuran yang ada kenaikannya, seperti halnya cabe merah besar yang sebelumnya Rp. 6.500,00, sekarang naik menjadi Rp. 8.000,00, sedangkan cabe rawit dari Rp. 12.000,00 naik menjadi Rp. 4.000,00,â€Âjelas Erfandi. Kenaikan harga sayur-sayuran itu kemungkinan menurut Erfandi, karena pengaruh musim, sehingga pengiriman stok dari luar Sumenep berkurang, sementara permintaan cukup banyak. Namun, yang jelas tegas Erfandi, meskipun BBM turun, namun harga sembako tetap tidak mengalami kenaikan yang berarti. Sekedar diketahui, harga rata-rata beberapa bahan pokok pangan di Kabupaten Sumenep per-tanggal 02 Pebruari 2009, diantaranya beras jenis ikan paus 25 kilogram seharga Rp. 135,000,00, gula pasir Rp. 7.500,00/kg, minyak goreng jenis Bimoli Rp. 11.500,00/botol, daging sapi murni Rp. 60.000,00/kg, sedangkan harga telur ayam kampung Rp. 1.250,00/butir. ( Ren, Esha )