Sms Pengaduan :
news_img
  • ADMIN
  • 23-05-2022
  • 958 Kali

Kemenparekraf RI Bersama Pemkab Sumenep Tanda Tangani Berita Acara Hasil Uji Petik PMK3I

Media Center, Senin ( 23/05 ) Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia (Kemenparekraf RI) dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep, melakukan penandatanganan Berita Acara Hasil Uji Petik Penilaian Mandiri Kabupaten/Kota Kreatif Indonesia (PMK3I).

Penandatanganan itu menandai bahwa Kabupaten Sumenep masuk ekosistem kabupaten/kota kreatif Indonesia dengan subsektor unggulan yakni kriya di antaranya kerajinan batik, kerajinan ukir dan kerajinan keris, selain itu subsektor kuliner yakni kaldu kokot, kuliner rujak selingkuh dan apen, serta subsektor pertunjukan yaitu kerapan sapi, musik saronen dan topeng dalang.

“Diharapkan, program subsektor yang diunggulkan bisa menjadi pendorong subsektor lainnya berkembang, agar ekonomi kreatif benar-benar dirasakan manfaatnya oleh masyarakat,” kata Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Sumenep Ir. Edy Rasiyadi, M.Si, pada penandatanganan berita acara PMK3I Kabupaten Sumenep, di Kantor Bupati, Senin (23/05/2022).

Sekda mengatakan, pelaku Ekraf untuk memanfaatkan momentum Kabupaten kreatif sebaik-baiknya, dengan terus mengembangkan diri, memaksimalkan platform digital, dan saling berkolaborasi dengan semua subsektor.

“Pelaku Ekraf harus terus berkembang dengan kreativitas dan pemanfaatan peluang bisnis harus dilakukan dengan kerja sama yang baik, supaya mampu menggerakkan ekonomi daerah,” tuturnya.

Pemerintah daerah menginginkan dengan masuknya jaringan kota kreatif berdampak positif terhadap kunjungan wisatawan datang ke Kabupaten Sumenep, untuk berwisata dan berinvestasi.

“Tentu saja, wisatawan yang semakin banyak berkunjung ataupun berinvestasi jelas berefek kepada penambahan Pendapatan Asli Daerah (PAD), sehingga berdampak pada kesejahteraan masyarakat Kabupaten Sumenep,” tandas Sekda.

Sementara itu, Direktur Infrastruktur Ekonomi Kreatif (IEK) Kemenparekraf RI Hariyanto mengungkapkan, PMK3I sejatinya langkah awal yang harus dilakukan tindak lanjut kolaborasi dengan semua unsur, baik akademisi, pelaku industri, komunitas dan pemerintah daerah.

“Pemerintah daerah di program ini memiliki peran penting agar subsektor yang menjadi unggulan terus berkembang, misalnya dengan membuat regulasi,” terangnya.

Penetapan subsektor unggulan Kabupaten Sumenep prosesnya cukup panjang dan melalui penilaian tim yang turun langsung ke lapangan, dan hasilnya dari 17 subsektor ekraf yang menonjol di Kabupaten Sumenep yakni seni Kriya, Kuliner dan pertunjukan.

“Tim uji Petik Penilaian Mandiri Kabupaten/Kota Kreatif Indonesia (PMK3I) Kemenparekraf merekomendasikan bahwa Kabupaten Sumenep membutuhkan pembentukan “Komite Ekonomi Kreatif Daerah untuk akselerasi dan memotret potensi ekraf (ekonomi kreatif) lainnya,” pungkasnya.

PMK3I Kabupaten Sumenep untuk subsektor Kriya yang diunggulkan di antaranya kerajinan batik di sentra batik Desa Pakandangan Kecamatan Bluto, Kerajinan Ukir di Sentra Ukir Desa Karduluk Kecamatan Pragaan, dan Kerajinan Keris di Sentra Keris Desa Aeng Tong-Tong Kecamatan Saronggi.

Pada Subsektor Kuliner di antaranya, Kuliner Kaldu Kokot Pak Adnan di Kecamatan Kota Sumenep, Kuliner Rujak Selingkuh di Kecamatan Kota Sumenep, dan Kuliner Apen di Desa Parsanga Kecamatan Kota Sumenep.

Subsektor Seni Pertunjukan, yakni Kerapan Sapi di Desa Daramista Kecamatan Lenteng, Musik Saronen di Desa Kebundadap Kecamatan Saronggi, Topeng Dalang di Desa Parsanga Kecamatan Kota Sumenep. ( Yasik, Fer )