Sms Pengaduan :
news_img
  • ADMIN
  • 25-01-2010
  • 672 Kali

Komisi B DPRD Tengarai Ada Mafia Bisnis BBM Ke Kepulauan

News Room, Senin ( 25/01 ) Komisi B Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sumenep, menengarai adanya mafia bisnis terkait pasokan bahan bakar minyak (BBM) ke kepulauan, utamanya ke Masalembu, Kangean dan Sapeken. Karena, hingga saat ini persediaan BBM jenis premium dan solar maskin sulit didapat, dan harganya terus naik. Menurut Anggota Komisi B DPRD Sumenep, Darul Hasyim, mengatakan, ketidak pastian pasokan BBM ke kepulauan ini, sudah semestinya Eksekutif dalam hal ini Pemerintah Kabupaten (Pemkab) setempat menerbitkan regulasi, sebagai alat untuk memberi interpretasi terhadap keputusan pertamina terkait kesamaan harga, antara daratan dan kepulauan. “Sudah saatnya harus ada regulasi yang pasti, agar tidak terjadi monopoli atau praktek bisnis BBM liar. Yang dampaknya menyentuh langsung kepada masyarakat,” terang Darul, pada wartawan diruang kerjanya, Senin (25/01/2010). Ia menjelaskan, dampak yang dirasakan masyarakat Kepulauan Masalembu, Kangean dan Sapeken ini, adalah harga premium dan solar tiap satu minggu mengalami kenaikan sampai diluar Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pertamina. “Memang ada saatnya mempertanyakan persoalan ijin. Tapi, tahap awal yang akan kami lakukan yakni penertiban regulasi. Karena, regulasi itulah yang bisa mengatur mafia bisnis,” ungkapnya menegaskan. Darul, anggota dewan asal Pulau Masalembu ini mengungkapkan, di tingkat pengecer harga premium di Masalembu, sudah mencapai Rp. 15.000,00 per-botol. Sedangkan, solar antara Rp.10.000,00 hingga Rp. 15.000,00 perbotol. “Itupun masih sulit didapat,”ujarnya menuturkan. Sementara, kondisi serupa juga terjadi di Kepulauan Sapeken. Menurut Anggota dewan asal Sapeken, Dul Siam, harga premium di Pulau Sapeken tembus Rp. 17.000,00, dan untuk solar mencapai antara Rp.15.000,00 hingga Rp. 17.000,00. “Harga ini sangat tinggi dan diatas HET yang ditetapkan. Akibatnya masyarakat yang dirugikan. Dan, yang paling ironis, selain harnga tinggi premium dan solar makin sulit didapat,”katanya menerangkan. ( Nita, Esha )