News Room, Jum’at ( 04/07 ) Menjelang musim kemarau, di wilayah Madura tidak disarankan menanam padi, meskipun tanaman padi merupakan tanaman utama untuk pemenuhan pangan di Indonesia. Hal itu sehubungan tanaman padi membutuhkan air sangat banyak, sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan airnya sebagaimana mestinya. Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas PU Pengairan Kabupaten Sumenep, Ir. Moh Jakfar, MM di kantornya Jum’at (04/07). Disamping itu menurut Jakfar, pemanfaatan air pada musim kemarau pertama akan berdampak pada musim kemarau kedua, yang akan menjadikan kekeringan pada lahan disekitarnya. Ditanya upaya yang dilakukan Dinas Pengairan terhadap persoalan tersebut, disamping mengingatkan petani untuk mengikuti pola tanam yang baik, pihaknya menjelang pergantian musim juga terus melakukan pengurasan pada embung-embung dan Cekdam yang diharapkan dapat lebih banyak terisi air, sehingga pada saat kemarau kekurangan air, bisa mengambil dan mengalirkan ke lahan-lahan persawahan yang tidak ada airnya. Bahkan diakui Jakfar, pembangunan embung-embung baru juga terus dilakukan untuk mengantisipasi keluhan kekeringan pada musim kemarau. Beberapa embung yang di bangun dan sudah dapat dirasakan manfaatnya oleh petani menurut Jakfar, sudah banyak diantaranya embung di Desa Prancak, Lebbeng Barat, Larangan Berma, Larangan Perreng dan di berbagai lokasi lainnya. Yang jelas tegas Jakfar, dengan adanya embung-embung dan Dam itu dapat menyediakan air baku pada petani, yang minimal sebagian kebutuhannya sudah terpenuhi. Karena itu, untuk tahun 2009 nanti diharapkan pembangunan Cekdam Mandirade Desa Kebunagung Kecamatan Kota Sumenep dapat terlaksana dengan lancar, sehingga untuk daerah perkotaan yang juga masih memiliki lahan pertanian dapat menjadi lokasi irigasi teknis, dan akan menampung air lebih besar dari sebelumnya serta dapat mengaliri sawah lebih luas lagi. Selama ini Cekdam yang ada baru bisa mengaliri sekitar 828 hektar sawah, sedangkan Cekdam di Kecamatan Lenteng mengaliri sekitar 1.200 hektar sawah. ( Ren, Esha )