News Room, Kamis (04/06) Masyarakat di Kecamatan Arjasa dan Kangayan, mempertakan persoalan penerangan listrik di daerah tersebut. Sebab, meskipun sudah ada kesepakatan untuk dilakukan penerangan dengan maksimal pasca digelaranya demo oleh pelanggan PLN setempat, namun kenyataanya penerangan secara maksimal hanya berlangsung sementara. Salah seorang masyarakat Kepulauan Kangean, Abd. Rahman (35) mengaku sangat menyesalkan kinerja PLN yang kurang tanggap terhadap persoalan pelanggan, menurutnya ketika duduk bersama dengan para pelanggan beberapa waktu lalu PLN berjanji untuk memberikan penerangan secara maksimal, namun hingga beberapa bulan ini masyarakat hanya diberi janji. Dijelaskan Rahman, awalnya lampu menyala selama 12 jam setiap hari, kemudian turun menjadi 11 jam, dan terakhir ini turun lagi menjadi 10 jam. Bahkan beberapa malam malah sering terjadi pemadaman tanpa pemberitahuan terlebih dahulu. Padahal pembayaran malah naik dari sebelumnya, hanya 40 ribu kini menjadi 50 ribu per-bulan. Saat dikonfirmasi, Kasub Unit PT. PLN Kangean, Abd. Samad mengaku adanya pengurangan waktu nyala listrik kepada pelanggan disebabkan adanya pengurangan jatah solar. Sebab dalam sebulan pihaknya hanya mendapat jatah 75 ton, padahal dalam sepuluh hari operasionalnya bisa menghabiskan solar 28 ton. “Untuk memenuhi waktu nyala tentu tidak mungkin, bisa dibayangkan jika selama sepuluh hari bisa menghabiskan 28 ton solar maka sebulan bisa hampir 90 ton ,†Ujarnya. Karena itu sebagai solusinya tegas Samad, terpaksa pihaknya mengurangi volume nyala listrik, serta pemadaman listrik setiap sepuluh hari padam semalam dan sebulan padam tiga hari. Dan hingga saat ini pihaknya belum bisa berbuat banyak, karena masih menunggu penambahan jatah solar melalui UPJ PT.PLN Sumenep.(Ren,Gun)