Sms Pengaduan :
news_img
  • ADMIN
  • 18-07-2013
  • 460 Kali

Patrol Sahur, JMP Sumenep Ajak Ogoh-Ogoh Bangunkan Bupati

News Room, Kamis ( 18/07 ) Banyak hal yang dilakukan warga muslim selama bulan Ramadhan ini, diantaranya patrol sahur. Paguyuban wartawan harian yang tergabung dalam Jurnalis Merah Putih (JMP) Kabupaten Sumenep, Kamis (18/07) dini hari melakukan patrol sahur untuk mengajak warga bersahur yang diawali membangunkan Bupati Sumenep, KH. A. Busyro Karim di rumah dinasnya. Uniknya, patroli sahur itu dilakukan bersama-sama kelompok pelestari budaya tradisional sejenis ogoh-ogoh atau ondel-ondel yang diiringi musik tradisional tong-tong. Patrol sahur yang dimulai dari rumah dinas Bupati itu disambut hangat oleh warga setempat. Sebab, selain membangunkan warga untuk bersahur, berbagai bentuk ogoh-ogoh dimainkan disepanjang jalan Kecamatan Kota Sumenep. Warga langsung keluar rumah untuk menonton pertunjukan unik itu sebelum bersahur. Salah satu anggota paguyuban Jurnalis Merah Putih (JMP) Sumenep, Moh. Hartono mengatakan, patroli sahur yang dilakukan para jurnalis harian dikabupaten ujung timur Madura dengan mendatangkan kelompok pelestari budaya lokal berupa ogoh-ogoh yang biasa disebut masyarakat Sumenep "Tak Butaan" ini merupakan bentuk kepedulian wartawan terhadap tradisi atau budaya yang hampir punah ini. Dengan disajikannya budaya tradisional disaat-saat tertentu itu bisa melestarikan budaya yang ada. 'Kami sengaja melakukan patroli sahur, membangunkan warga pada saat waktu sahur dengan mengawali membangunkan Bupati dulu. Selain agar Bupati bangun untuk sahur, juga agar Bupati tahu, bahwa di Smenep ini masih ada budaya "Tak Butaan" (ogoh-ogoh) yang harus dilestarikan,'kata Hartono, Kamis (18/07) dini hari. Sementara itu, Bupati Sumenep, KH. A. Busyro Karim menyambut dan mengapresiasi terhadap upaya pelestarian budaya yang dilakukan awak media ini, sebab momentum yang digunakan sangat tepat, selain disaat waktu sahur dimana masyarakat sangat berat untuk bangun melakukan sahur, namun dengan disajikannya pertunjukan yang merupakan salah satu kekayaan tradisi yang dimiliki Sumenep, bisa membuat masyarakat sangat antusias untuk bangun sahur. 'Awalnya saya kaget, kok ada bunyi-bunyian di depan rumah dinas, setelah bangun ternyata kawan-kawan wartawan sudah berdiri didepan “tak butaan” yang diiringi musik tradisional. Ini perlu dilakukan terus demi melestarikan budaya atau tradisi yang ada. Dan saya sangat berterima kasih kepada kawan media yang sudah membangunkan saya dan ikut serta melestarikan budaya ini,'terang Bupati didepan rumah dinasnya. Bupati menceritakan, dimasa Rasulullah, membangunkan umat Islam untuk melakukan sahur disaat bulan puasa dilakukan dengan adzan dua kali, namun seiring dengan berjalanwa waktu, ternyata membangunkan warga untuk bersahur itu tidak cukup dengan adzan tersebut, makanya ada yang menggunakan pengeras suara disetiap mesjid dan ada yang berkeliling dikampung dengan menggunakan musik tradisional. 'Ini merupakan bentuk kepedulian antar sesama umat Islam. Dan ini perlu ditingkatkan,'ujarnya. Bupati berharap, budaya yang ada dikabupaten Sumenep ini terus dikibarkan termasuk budaya musik tradisional sehingga Madura secara umum tidak kehilangan jatidirinya. 'Generasi muda dan para awak media adalah bagian terdepan yang menjaga kelestarian budaya musik tradisional ini,'ungkapnya. ( Nita, Esha )