Sms Pengaduan :
news_img
  • ADMIN
  • 28-10-2008
  • 367 Kali

Peringati Sumpah Pemuda, Ratusan Mahasiswa Turun Jalan

News Room, Selasa (28/10) Ratusan pemuda dan mahasiswa Kabupaten Sumenep, yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) terpaksa turun jalan pada peringatan hari sumpah pemuda 28 Oktober. Mereka menilai, sampai saat ini pemuda belum bisa mengawal perubahan di Sumenep, sebab belum ada kebijakan anggaran yang berhubungan langsung dengan pemuda. Aksi yang pertama kali dilakukan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Sumenep, lebih mengedepankan pada kurang aktifnya Pemkab dalam melibatkan pemuda di setiap pengambilan keputusan. Bahkan mereka menganggap, globalisasi yang merupakan simbol new colonialisme telah mereduksi idealisme pemuda. Mereka telah tercemar dengan perilaku pasif dan cenderung pragmatis, dan mahasiswa tidak lagi mempunyai kemampuan mengawal perubahan. Karena itu, dengan momentum hari Sumpah Pemuda yang berusia 80 tahun, hendaknya dapat diambil hikmah, sehingga pemuda dan mahasiswa mempunyai kemampuan untuk bangkit dan membangun bangsa ini sesuai cita-cita Proklamasi dan UUD 1945. Aksi ini digelar dalam bentuk upacara peringatan hari Sumpah Pemuda ala HMI. Sementara, berbeda dengan gelombang aksi dari aktifis PMII dan BEM se-Sumenep. Mereka menilai pemerintah tidak respon dengan pemuda saat ini. Pemkab tidak lagi peduli dengan pemuda, akibatnya pemuda tidak mempunyai peluang untuk membangun Sumenep ke arah yang lebih baik. “Pemuda Sumenep banyak yang berpotensi, kenapa alokasi anggaran untuk kegiatan kepemudaan kok begitu sulitnya. Coba berikan peluang sebesar-besarnya kepada pemuda untuk berkiprah dalam pembangunan di Sumenep, Insya Allah roda pemerintahan akan berjalan sesuai yang diharapkan pemuda dan masyarakat. Pemuda adalah aset bagi bangsa. Jadi, kebangkitan pemuda juga merupakan kebangkitan Bangsa dan Negara,” terang Muhri Zain, koorlap aksi PMII, ketika memberikan orasi di depan Taman Adipura, Jalan Trunojoyo Kota Sumenep, Selasa (28/10/2008). Para aktifis tersebut, bersamaan dengan hari Sumpah Pemuda ini, meminta kepada pemerintah supaya bisa merubah haluan dan memberikan peluang bagi para pemuda. “Hari ini, kami menuntut hak kami kepada pemerintah, agar melek terhadap pemuda di Sumenep yang notabene banyak berpotensi,” tegasnya. Selain membawa berbagai macam poster, mereka juga membawa spanduk bertuliskan kecaman terhadap kebijakan pemerintah. Tak puas berorasi, mereka melanjutkan aksi di depan kantor DPRD, sambil membawa keranda mayat sebagai lambang kematian kebijakan terhadap pemuda Sumenep. Namun, di kantor DPRD, pengunjukrasa kecewa. Sebab, tak satupun anggota DPRD yang mau menemui mereka. Akhirnya, mereka memutuskan mendatangi kantor Pemkab Sumenep. (Nita, Adjie)