Sms Pengaduan :
news_img
  • ADMIN
  • 11-03-2025
  • 272 Kali

Petani Milenial Sumenep Inovasi Pupuk Organik Cair untuk Tingkatkan Produktivitas Pertanian

Media Center, Selasa (11/03/2025) Petani Milenial Kabupaten Sumenep melaksanakan pembuatan pupuk organik cair, untuk meningkatkan kualitas hasil pertanian dan mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia. Kegiatan bertempat di Kantor Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Kota, Selasa (11/03/25).

Dalam pantauan Media Center, kegiatan diikuti oleh anggota petani milenial Sumenep dan sejumlah anggota BPP Kota. Kolaborasi tersebut, salah satu upaya untuk menjadi solusi dalam mengatasi tantangan pertanian modern yang bergantung pada input kimiawi.

Pelatihan dipandu oleh 2 fasilitator, Salamet sebagai fasilitator dalam pembuatan pupuk organik cair, dan Anggota BPP Kota, Amrisal Ardiansyah sebagai fasilitator dalam pembuatan bacteri pupuk Fluorescens.

Ketua kelompok petani milenial, M. Ridwan mengatakan, kegiatan tersebut untuk memberikan pemahaman mengenai bahan-bahan alami yang dapat digunakan untuk membuat pupuk organik cair, seperti daun kelor, lamtoro, mengkudu, dan bahan fermentasi lainnya.

"Selain itu, anggota kami juga dilatih mengenai cara pembuatan dan aplikasi pupuk organik cair di lahan pertanian mereka," ujarnya.

Selain itu, Salamet mengungkapkan, bahwa saat ini masyarakat Sumenep selalu bergantung pada pupuk kimia, padahal pupuk kimia dapat berdampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan.

Pembuatan pupuk organik cair tidak hanya mengurangi biaya produksi, tetapi juga menjaga keberlanjutan tanah dan mengurangi dampak negatif terhadap tanah, lingkungan, dan kesehatan. Oleh sebab itu, petani Milenial harus merasa optimis dengan potensi pupuk organik cair dalam meningkatkan hasil pertaniannya.

“Kami sering menghadapi masalah dengan harga pupuk kimia yang terus naik. Dengan pupuk organik cair, kami bisa mengurangi biaya dan tetap mendapatkan hasil yang maksimal, bahkan lebih sehat,” ungkapnya.

Selain itu, Kordinator Penyuluh BPP Kota, Delly Hos Kapila sangat mengapresiasi kegiatan tersebut. Sebab perlu diakui, minat pemuda di dalam sektor pertanian terbilang sedikit.

"Kami sangat mendukung penuh inisiatif dari petani Milenial ini, sebagai bagian dari pemberdayaan dan pengembangan pertanian berbasis ramah lingkungan dan kesehatan," katanya.

Langkah tersebut, kata Delly, adalah upaya meningkatkan produktifitas pertanian sekaligus menjaga keseimbangan ekosistem. Sebab, tanah yang mengandung kimia cenderung tidak sehat.

"Dengan semakin berkembangnya kesadaran terhadap pertanian organik, diharapkan inovasi ini tidak hanya akan meningkatkan kesejahteraan petani milenial, tetapi juga menginspirasi generasi muda lainnya untuk terlibat dalam sektor pertanian," pungkasnya.

(Miko, Han)