News Room, Sabtu ( 20/03 ) Sekitar 30 persen ekosistem, terutama diwilayah pantai kepulauan, tingkat kerusakannya sangat tinggi, akibat efek dari eksploitasi semena-mena terhadap bahan-bahan galian C, seperti pasir dan sejenisnya. Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Sumenep, Ir. Abdul Muthallib Faraj mengatakan, berdasarkan data, kawasan ekosistem di Kabupaten Sumenep dengan tingkat kerusakan terparah, khusus di wilayah daratan, yakni di sepanjang pantura. Sedangkan di wilayah kepulauan cukup merata, diantaranya pada sebagian pulau di wilayah Kecamatan Sapeken termasuk Arjasa. Abdul Muthallib Faraj menyatakan, jika dalam bahan-bahan galian C terdapat kandungan nilai ekonomi bagi sebagian masyarakat. Bahkan sebagian kalangan menggantungkan hidupnya dari usaha tersebut. â€ÂNamun demikian, kami mengingatkan penyelamatan ekosistem atau lingkungan hidup sangat penting. salah satu pola yang dapat dilakukan, yaitu pemanfaatan bahan-bahan galian C secara ramah lingkungan dan tidak serampangan,â€Âtegasnya. Abdul Muthallib Faraj mengungkapkan, pihaknya sudah melakukan rapat koordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk menyamakan persepsi dan mempertajam pengawasan terhadap seluruh aspek ekosistem darat, pantai dan laut itu maksimal. â€ÂTim Penambangan Tanpa Ijin (Tim PETI) dalam rakor tersebut diharapkan tetap mempertajam pengawasan di sejumlah Kecamatan daratan dan kepulauan, untuk meminimalisir pencurian galian C,â€Âungkapnya. ( Yasik, Esha )