Sms Pengaduan :
news_img
  • ADMIN
  • 03-08-2022
  • 1422 Kali

Seminar Budaya Unija, Untuk Angkat Budaya Leluhur

Media Center, Rabu ( 03/08 ) Dalam rangka mengangkat budaya leluhur Madura, perlu dilakukan berbagai kegiatan, salah satunya melalui seminar kebudayaan untuk menggairahkan semangat generasi penerus untuk melestarikannya.

Bupati Sumenep Ra Achmad Fauzi mengatakan, budaya merupakan suatu warisan leluhur yang mempunyai nilai luhur dan kearifan lokal sebagai warisan secara turun temurun, sehingga generasi muda bertanggung jawab untuk melestarikan dan mempertahankannya.

“Generasi saat ini harus melestarikan budaya leluhur, supaya mereka tidak melupakan nilai-nilai kearifan lokal serta sejarah,” kata Bupati pada Seminar Kebudayaan Nasional dengan tema Melestarikan Budaya Leluhur Madura, di Universitas Wiraraja (Unija) Sumenep, Rabu (03/08/2022).

Pihaknya mengharapkan, Seminar Kebudayaan yang digelar Unija menjadi pemicu  bangkitnya generasi muda, untuk menulis kisah atau cerita tentang sejarah dan budaya Kabupaten Sumenep dan Madura pada umumnya.

Saat ini, masyarakat di tengah gempuran perkembangan digitalisasi berefek positif dan negatif ke seluruh sektor kehidupan termasuk budaya, seperti perkembangan media sosial (medsos) yang berdampak kepada budaya lokal akibat masuknya budaya luar.

Akibat lunturnya budaya itu, secara perlahan bisa mempengaruhi sistem nilai yang menyebabkan krisis identitas dan moralitas di kalangan generasi muda dan semua lapisan masyarakat. 

“Manakala, generasi penerus tidak ada niat ingin memiliki dan mempertahankan budaya leluhur yang diajarkan nenek moyang, tentu saja pengaruh perkembangan teknologi yang membawa budaya bertentangan dengan budaya lokal bisa menghilangkan dan menyesatkan jati diri,” jelasnya.

Sementara itu, Rektor Univeristas Wiraraja (Unija) Sjaifurrachman, mengungkapkan, melestarikan budaya merupakan upaya menjaga, mempertahankan dan melindungi eksistensi suatu kebudayaan, sekaligus memperkenalkan kepada generasi penerus di era teknologi saat ini.

“Sebagai pelestarian budaya leluhur itu melalui pembuatan film Jokotole yang merupakan salah satu tokoh bersejarah di Kabupaten Sumenep termasuk Madura, sehingga bisa mengenalkan sosoknya kepada masyarakat,” ungkapnya.

Untuk itulah, pembuatan film Jokotole harus diapresiasi, karena bisa menghilangkan teori watak orang Madura yang dinilai keras.

“Film Jokotole bisa memberitahukan kepada masyarakat luas, bahwa penampilan orang Madura mempunyai budaya leluhur yang sopan dan ramah seperti bahasa dan busananya,” pungkas Sjaifurrachman. ( Yasik, Fer )