News Room, Rabu ( 13/01 ) Pengurus Ikatan Kacong Cebbing (IKC) Sumenep, mengeluhkan kurang pedulinya Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda, dan Olah raga (Disbudparpora) setempat. Keluhan itu diungkapkan sejumlah pengurus IKC dalam pertemuan yang digagas anggota Komisi B DPRD Sumenep, pada Rabu (13/01) pagi. Pengurus IKC Sumenep, Edi Barbara, mengatakan, pihaknya menilai disbudparpora kurang efisien dalam memanfaatkan keberadaan IKC. “Kami hanya dilibatkan ketika akan ada pemilihan Kacong Cebbing setiap tahunnya. Padahal, pemilihan Kacong Cebbing ini ditujukan untuk mencetak duta wisata. Tapi, setelah pemilihan Kacong Cebbing, kami ditinggalkan begitu saja,â€Âkatanya menegaskan. Ia menjelaskan, tidak ada maksud lain dari penyampaian keluhan ini, pihaknya hanya ingin mengingatkan tujuan awal pemilihan Kacong Cebbing guna mencetak duta wisata pada anggota DPRD. “Tolong ini dipikirkan dan dicari solusinya, untuk mengembalikan IKC pada jalurnya sebagai duta wisata,â€Âujarnya. Ungkapan serupa juga dilontarkan pembina IKC Sumenep, Bambang Irianto. Pihaknya berharap Disbudparpora kembali melibatkan IKC dalam pengembangan wisata. “Kami memaklumi jikalau kawan-kawan IKC kecewa, karena sejak awal IKC disiapkan sebagai mitra strategis Pemerintah Daerah dalam mengembangkan potensi wisata. IKC dibentuk pada tahun 1983 dan hingga sekarang masih eksis,†katanya menuturkan. Selain pengurus IKC, Komisi B DPRD Sumenep juga mengundang pengurus organisasi kepemudaan yang lain, di antaranya Dewan Kesenian Sumenep, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), dan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). “Kami akan menyampaikan semua keluhan kawan-kawan IKC pada pimpinan Disbudparpora Sumenep. Pada masa mendatang, IKC harus diberdayakan guna menunjang pengembangan potensi wisata,â€Âkata Ketua Komisi B DPRD Sumenep, Bambang Prayogi. ( Nita, Esha )