Media Center, Senin ( 06/02 ) Workshop literasi dan numerasi bagi mahasiswa Program Studi (Prodi) Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) STKIP PGRI Sumenep bersama Tim Inovasi Jawa Timur, untuk tahap pertama yang dilaksanakan selama tiga hari dari 04-06 Februari 2023, akhirnya berakhir, Senin (06/02/2023).
Materi terakhir dilaksanakan melalui Zoom (Hybrid) oleh Joan Wicitra (Gender and Child Protection Specialist Inovasi Jakarta) dengan materi, Strategi Kesetaraan Gender, Disabilitas dan Inklusi Sosial (GEDSI).
Dalam paparannya Joan Wicitra mengatakan, jika kesetaraan GEDSI merupakan fokus utama Inovasi, karenanya dalam workshop literasi dan numerasi bagi mahasiswa PGSD STKIP PGRI Sumenep kali ini juga penting memberikan pembekalan seputar kesetaraan GEDSI ini.
"GEDSI menjadi landasan penting untuk mencapai target pembangunan berkelanjutan keempat, yaitu memastikan pendidikan berkualitas yang setara dan mempromosikan kesempatan belajar sepanjang hayat untuk semua," ujarnya.
Dikatakan, kesetaraan gender, disabilitas dan inklusi sosial adalah konsep yang saling terkait, meskipun dalam praktiknya memerlukan bukti khusus dan strategi intervensi untuk menangani masing-masing bidang.
Sebenarnya, strategi ini dibangun di atas strategi dan pembelajaran GEDSI tahap I melalui analisis dari Inovasi dan Teknis Penguatan Sistem Pendidikan (TASS), serta mengidentifikasi strategi dan tindakan masa depan untuk tahap II.
Lebih lanjut menurut Joan, salah satu penekanan GEDSI adalah bagaimana menghindari diskriminasi, karena beda jenis serta perlakuan responsif terkait perbedaan kebutuhan.
Selain itu, pentingnya pendidikan inklusif guna meningkatkan kompetensi guru dalam memahami keberagaman siswa, serta meningkatkan kemampuannya mengadaptasi kurikulum, sehingga lebih sesuai dengan kebutuhan peserta didik yang diharapkan mengakomodir kebutuhan siswa berbeda dengan mengembangkan pembelajaran aktif melalui berbagai macam strategi pembelajaran.
"Karenanya dalam praktik mengajar mahasiswa PGSD ini bisa mengakomodir kebutuhan siswa dan responsif gender dengan mengembangkan hak-hak anak di lingkungan sekolah," tambahnya.
Selanjutnya, sebelum dilaksanakan penutupan workshop, sebelum post tes dilakukan pemaparan Rencana Tindak Lanjut (RTL) oleh Ketua Prodi PGSD, Dr. M. Ridwan, M.Pd.
Dalam penjelasannya, mahasiswa diharapkan memperhatikan memulai PPL dengan mengambil foto kondisi awal kelas 1 dan 2, serta di akhir PPL mengambil foto kondisi akhir kelas 1 dan 2. Kemudian, melakukan penilaian membaca (asesmen formatif minimal 1 atau 2 kelas), melakukan analisis data hasil asesmen formatif (memberikan hasilnya pada guru kelas/rekomendasi). Dan melakukan praktik penggunaan permainan dalam fonologis dan praktik materi eksplorasi bilangan dan nilai tempat melalui pemanfaatan kartu bilangan atau strategi lainnya.
"Yang tidak kalah pentingnya pula melaksanakan praktik pemanfaatan big book, dan praktik pemanfaatan buku digital melalui Literacy Cloud. Dan saya lihat selama workshop mahasiswa sudah menghasilkan big book dengan baik, agar bisa diterapkan di sekolah tempat PPL," pungkasnya.
Sedangkan sejumlah materi yang disampaikan oleh Tim Fasilitator atau Narasumber kegiatan tersebut, Cahyadi Widi Wahyono (District Education Quality Improve) Inovasi Jawa Timur bersama Fasilitator Daerah (Fasda) Inovasi Kabupaten Sumenep, Avan Fathorrahman (Guru SDN Batuputih Laok 3), Wahyuni (Guru SDN Talango 1), dan Budiyanto (Kepala SDN Kalianget Timur 4), meliputi materi growth mindset, apa dan mengapa literasi, literacy cloud picture book dan big book, keterampilan menulis big book dan praktik pembuatan big book, fonologis, kelancaran membaca dan membaca serta menyimak untuk memahami, analisa data pembelajaran berbeda, keterampilan menulis, memahami konsep matematika, eksplorasi bilangan dan nilai tempat. ( Ren, Fer )