Media Center, Senin ( 07/03 ) Usai Training of Trainer (TOT) Literasi Dini yang dilaksanakan Dinas Pendidikan Kabupaten Sumenep bersama Tim Inovasi Jawa Timur, hingga saat ini terus berlangsung tindak lanjut dengan melaksanakan uji petik di sejumlah lembaga PAUD yang sudah dibentuk kelompok pada pelatihan sebelumnya bagi guru PAUD.
Seperti halnya yang dilaksanakan hari ini, Senin (07/03/2022), di PAUD Holistik Integratif (HI) Elfath Desa Pangarangan Kecamatan Kota bersama dengan sejumlah guru PAUD lainnya.
Kepala PAUD HI Elfath, Nurul Hayati, S.Pd, mengungkapkan, dalam praktek Literasi Dini yang dilaksanakan kali ini kesimpulannya yakni mencoba menerapkan konsep literasi di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dengan lingkungan main anak.
"Seperti tadi tema tanaman menyediakan tiga lingkungan main, dimaksudkan untuk merangsang anak dan menumbuhkan konsep-konsep dasar literasi melalui permainan yang dibuat anak sendiri, mulai tahapan menyimak, observasi tentang tanaman kemudian sharing dengan guru. Setelah itu baru diarahkan kepada memilih lingkungan main anak dan menceritakan apa yang dilakukan," jelas Nurul Hayati.
Dikatakan, tujuan dari kegiatan tersebut agar anak terlatih untuk mengemukakan atau berlatih bicara tentang apa yang dikerjakan dan dirasakan, jadi sesuai di literasi ada tahapan-tahapan seperti menyimak, berbicara, membaca, baru menulis.
Dan di PAUD penekanan utamanya yakni menyimak dan latihan berbicara. Meskipun untuk pengenalan keaksaraan tetap diberikan, namun tidak kepada model drilling tapi terintegrasi dengan apa yang dilakukan.
"Dalam pelatihan tadi sudah dipraktekkan bagaimana anak bisa memahami sesuai yang diharapkan. Dan itu dapat merubah paradigma lama dari pembelajaran menuntun, karena anak mengerjakan dengan inisiatif sendiri," tandasnya.
Menurut Nurul Hayati, dari kegiatan yang dilakukan tersebut pihaknya optimis guru bisa melaksanakan Rencana Tindak Lanjut (RTL) di lembaganya masing-masing dan harus menyosialisasikan serta mengetuktularkan kepada guru lainnya.
Bahkan, harus mengajak lembaga lain untuk melaksanakan literasi dini. Tentunya ini diharapkan dengan terus dilakukan pembinaan baik dari Tim Inovasi dan Dinas Pendidikan beserta lembaga lainnya yang berwenang.
"Sehingga perubahan konsep belajar literasi di PAUD tidak lagi model _drilling_, melainkan meningkatkan kemampuan siswa dalam menyimak, dan menceritakan kembali, yang semuanya dilaksanakan dalam suasana menyenangkan, atau dengan model berbagai permainan bermakna, dan ini sudah kami lakukan. Semoga bisa terus dilaksanakan agar tidak hanya sebagai wacana, namun terus bisa dikembangkan," tambahnya. ( Ren, Fer )