News Room, Rabu ( 18/05 ) Warga Kepulauan Giliraja, Kecamatan Giligenting, Kabupaten Sumenep, menggelar aksi di depan gedung DPRD setempat, pada Rabu (18/05) pagi. Bahkan, dalam aksinya para pendemo membakar keranda mayat, sebagai symbol kekecewaan terhadap kebijakan PT. Santos dan Pemerintah Kabupaten Sumenep, yang tidak mempedulikan pengajuan warga terdampak eksplorasi migas, yakni pengadaan listrik untuk penerangan Desa. Koorlap Aksi, Edy Junaidi mengatakan, selama ini, program Community Development (CD) dari PT. Santos, selalu diarahkan pada pembangunan fisik, seperti jalan Desa. “Padahal, yang diinginkan warga terdampak eksplorasi migas PT. Santos, adalah pengadaan listrik dan air bersih. Namun, semuanya masih tidak ada kejelasan,”kata Edy, ketika berorasi di depan gedung DPRD Sumenep, Rabu (18/05). Menurut Edy, saatnya PT. Santos memberikan kebijakan yang berpihak pada warga terdampak Eksplorasi Migas. “Jangan program CD hanya dihabiskan pada program fisik saja. Warga juga butuh keadilan, supaya CD itu benar-benar bisa dinikmati oleh masyarakat terdampak,”terangnya. Puas berorasi, mereka berdoa bersama dan dilanjutkan dengan pembakaran keranda mayat. Sejumlah poster yang bertuliskan kecaman terhadap pemerintah dan PT. Santos ikut dibakar. Setelah bernegosiasi dengan staf di secretariat dewan Sumenep, akhirnya 5 orang perwakilan diantara mereka masuk gedung DPRD. ( Nita, Esha )