Media Center, Rabu (11/08) Pihak Wakaf
Panembahan Sumolo (WPS) Sumenep mengantarkan wasiat tertulis dari Panembahan Natakusuma
ke Keraton Sumenep, Rabu (11/08/2022). Wasiat bertarikh bulan Muharram tahun Ba’
atau bertepatan dengan tahun 1200 Hijriah tersebut dikirab dari bangunan Museum
Keraton ke ruang Mandiyoso Keraton Sumenep.
Menurut Ketua Wakaf Panembahan Sumolo H. R.
B. Akhmad Hasanuddin, wasiat tersebut sejak di masa lampau memang dipasang di
dinding Pintu Agung Keraton Sumenep. Namun beberapa tahun lalu sempat dipindah
dan disimpan di Museum Keraton.
“Kami hanya mengembalikan pada tempat
asalnya, karena secara historis merupakan bagian dari bangunan keraton yang
tidak dapat dipisahkan,” kata Hasanuddin, usai pemasangan wasiat tertulis tersebut
kepada Media Center.
Pemasangan wasiat tertulis tersebut disaksikan
langsung oleh para sesepuh dan perwakilan keluarga bangsawan Sumenep, tokoh
masyarakat, dan unsur terkait dari Pemerintah Kabupaten Sumenep. Wasiat tertulis
itu juga dibacakan langsung oleh Ketua WPS Hasanuddin di depan Bupati Sumenep
Ra Achmad Fauzi yang juga hadir dalam acara tersebut.
Dalam sambutannya, Bupati Ra Achmad Fauzi mendukung
penuh dan mengapresiasi kegiatan tersebut. Menurut ia, kelestarian budaya luhur
keraton bisa terwujud melalui pesan-pesan para pendahulu yang dijaga oleh para
penerusnya.
“Jadi menurut saya, bukan hanya sekadar pemasangan
wasiat tertulis ini, namun lebih pada pesan-pesan Panembahan Sumolo yang harus
kita jaga dan kita laksanakan dengan penuh kesungguhan,” kata Bupati.
Acara yang dimulai sekitar pukul 09.30 WIB ini
ditutup dengan doa bersama dan dilanjutkan dengan ramah tamah. Selain memasang
wasiat tertulis asli yang bertuliskan huruf Arab di sisi barat pintu agung
Keraton Sumenep, WPS juga memasang terjemahan wasiat dalam bentuk huruf latin
di sisi timurnya.
Panembahan Sumolo atau yang bernama lain
Panembahan Natakusuma merupakan penguasa Sumenep yang memerintah pada 1762
hingga 1811 Masehi. Di masa beliau berdiri bangunan keraton dan masjid Jami’ Sumenep
yang masih bisa disaksikan hingga saat ini. Beliau menuliskan wasiat tentang
bangunan-bangunan monumental tersebut, yang intisarinya, bahwa bangunan keraton
misalnya, diwakafkan untuk kepentingan rakyat Sumenep pada umumnya. Sebagai
nadirnya dan penjagaannya, dibebankan pada para anak cucu sang raja,
berkolaborasi dengan pemimpin Sumenep di setiap masa.
(Han)