Media Center, Senin ( 17/07 ) Dewan Pendidikan Kabupaten Sumenep (DPKS), Madura, Jawa Timur melakukan
inspeksi mendadak (Sidak) di hari pertama masuk sekolah. Itu untuk
melaksanakan fungsi pengawasan dalam pelaksanaan pendidikan, Senin
(17/07).
Tiga anggota Dewan pendidikan setempat mendatangi Sekolah
Menengah Pertama Negeri (SMPN) 2 Sumenep untuk menindak lanjuti
pengaduan masyarakat, bahwa ada salah seorang siswa baru di luar zona
mendaftar di SMPN 2 Sumenep, karena tidak diterima melalui jalur
pendaftaran online 2017.
Akhirnya, siswa yang bersangkutan
mendaftar di SMP Negeri di Kecamatan lain. Nah masalahnya, di detik
akhir sebelum melakukan daftar ulang, dia mengaku mendapatkan telepon
dari salah seorang yang mengaku pihak sekolah SMPN 2 Sumenep yang
menginformasikan bahwa dia diterima melalui jalur offline.
"Mendapat informasi itu, kita coba tabayun dan datang langsung ke SMPN 2
Sumenep untuk mengkroscek informasi tersebut,"kata anggota DPKS, Badrul
Arrozy, Senin (17/07).
Pria yang juga menjabat sebagai Bendahara
DPKS ini, datang dengan maksud menelusuri informasi itu. "Kami
menanyakan mekanisme yang dipakai itu apa, kalau misalnya siswa itu
sudah terdaftar, baik online maupun offline di satu sekolah, maka tidak
boleh sekolah lain menerimanya,"tuturnya.
Dalam kasus ini, siswa
tersebut sudah mendaftar di salah satu SMP lain melalui jalur
pendaftaran offline, karena mendapatkan telepon itu, dia tanpa mencabut
berkas langsung daftar lagi di SMPN 2 setempat.
"Jika benar
adanya, maka ini tidak boleh. Cuman dengan penjelasan dari Ibu Kepsek
SMPN 2 tadi, kami masih beranggapan positif, bisa saja sekolah tersebut
tidak tahu, dan tidak memiliki data sekolah yang merekrut siswa baru
secara offline,"imbuhnya.
Kendati demikian, pihaknya mengaku akan
melihat komitmen pihak sekolah, terkait aduan masyarakat tersebut.
Karena ini secara syarat sudah tidak lengkap, tidak mencabut berkas
sekolah yang SMP pinggiran, malah langsung nyelonong masuk di SMPN 2.
"Itu tidak boleh diterima, secara aturan sudah jelas, tertuang di Peraturan Kepala Dinas Pendidikan setempat,"tandasnya.
Sementara Kepala Sekolah SMPN 2 Sumenep, Nanik Mujuati mengungkapkan,
secara keseluruhan jumlah siswa baru yang masuk di lembaganya sebanyak
321 siswa, baik secara online maupun offline.
"Untuk offline ada 22 siswa, berarti sisanya melalui seleksi online,"paparnya.
Sehingga
disimpulkan target secara online tidak tercapai dengan kuota rombongan
belajar (rombel) 11 kelas dan harus membuka pendaftaran kembali melalui
jalur seleksi offline.
"Demi menutupi ketidak tercapaian itu, maka
kami rekrut secara offline melalui jalan pengusulan ke Disdik setempat
terlebih dulu,"ungkapnya.
Disinggung mengenai adanya siswa yang
sudah terdaftar di lembaga lain masuk di sekolah yang
dipimpinnya itu. dia mengaku masih akan mengecek data kembali.
"Kita akan kroscek kembali mas, saya tidak hafal satu persatu nama siswa baru karena banyak,"pungkasnya. ( Nita, Esha )