Sms Pengaduan :
news_img
  • ADMIN
  • 07-02-2020
  • 412 Kali

Ketua Kadin: Saatnya Pemerintah Rekayasa Teknologi Penanaman Bawang Putih

Media Center, Jumat ( 07/02 ) Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kabupaten Sumenep, Hairul Anwar mengatakan, saatnya pemerintah untuk melakukan rekayasa teknologi penanaman bawang putih. Hal itu seiring makin meroketnya harga komoditas bawang putih, akibat virus corona di Negara China.

“Kita akui hingga saat ini Negara Indonesia, sembilan puluh persen impor bawang putih dari Negara China. Tapi sejak wabah virus corona ramai diberitakan sejak 20 Januari 2020 kemarin, berdampak terhadap naiknya harga, karena adanya penghentian impor dari negara tersebut,” ujar Hairul, Jumat (07/02/2020).

Kran impor bawang putih dari China, kata Hairul, belum bisa dipastikan kapan akan dibuka kembali oleh pemerintah. Sedangkan para pedagang dan masyarakat mulai resah dengan makin menipisnya stok yang berakibat harga tak terkendali, yang saat ini sudah tembus di harga antara Rp70.000,00 hingga Rp80.000,00 per-kilogram.

“Bisa saja pemerintah melakukan impor dari negara lain, seperti India, Bangladesh, Mesir, Rusia, Myanmar, dan Iran. Tapi kan berhitung biaya transportasi. Kalau itu dilakukan, maka harga bawang putih ketika sampai di masyarakat terpencil di Indonesia akan mencapai diatas Rp100.000,00 per-kilogram,” tuturnya.

Menurut pengusaha muda ini, dengan rekayasa teknologi untuk penanaman bawang putih, akan menjadi solusi ketergantungan impor dari negara luar.

“Kalau selama ini komoditas bawang putih hanya bisa ditanam di daerah dataran tinggi, maka upayakan bisa di semua daerah. Dengan rekayasa teknologi, apa sih yang tidak bisa,” tandasnya.

Hairul juga mengungkapkan, bahwa bawang putih sudah menjadi kebutuhan dapur setiap warga Indonesia.

“Seharusnya sejak dulu sudah ada penanganan secara khusus dari pemerintah. Kita kan negara agraris, lahan banyak. Tinggal bagaimana pemerintah mengarahkan petani saja,” ungkapnya.

Ia berharap ke depan ada solusi cepat dari pemerintah untuk mengatasi kebutuhan sejumlah komoditas di wilayah Indonesia, khususnya di Kabupatan Sumenep ini.

“Harapan kami segera ada solusi untuk memenuhi semua kebutuhna komoditas, termasuk bawang putih. Bahkan, juga cabai yang mulai naik harganya di pasaran akibat masa tanam,” tukasnya. ( Nita, Esha/Fer )