Sms Pengaduan :
news_img
  • ADMIN
  • 23-10-2020
  • 805 Kali

Peringati HSN, Shulhan Society School Gelar Seminar Dan Bedah Book Chapter

Media Center, Jumat ( 23/10 ) Dalam momentum memperingati Hari Santri Nasional (HSN), Shulhan Society School menggelar seminar dan Bedah Book Chapter di Aula Madrasah Ar-Rasyid, Desa Duko, Kecamatan Rubaru, Kabupaten Sumenep, Jumat (23/10/2020).


Seminar tersebut mendatangkan dua narasumber, yakni Samsul Ar, M.Pd (Wakil Ketua III STIBA DUBA Banyuanyar) dan Shulhan (Inisiator dan Pendiri Thariqah Akademik sekaligus Direktur Shulhan Society School.

Samsul Ar, M.Pd dalam orasinya menyampaikan pentingnya santri menggambil peran strategis dalam memanfaatkan teknologi informasi dan aktif menulis.

"Pembelajaran digital dan membuat tulisan secara digital penting dilakukan oleh para santri saat ini," terangnya.

Sementara Shulhan mengatakan, terdapat tiga hal penting dari kekuatan pesantren yang mulai hilang, yakni pertama, tradisi menulis sebagai habit bukan sebagai penugasan.

"Menulis hendaknya dilakukan bukan sekedar memenuhi tugas formal tetapi sebagai ekspresi diri dan diniatkan sebagai bahan kontribusi," ungkapnya.

Kedua, menurut Shulhan, menurunnya tradisi membaca dan ngaji sorogan. "Belakangan ini santri kurang berminat membaca dan mengaji hanya mendengarkan kiainya saja. Seharusnya santri yang membaca di depan kiai lalu dikoreksi dan dikritisi oleh sang kiai," imbuhnya.

Dalam pemaparannya Shulhan mencontohkan Imam Syafi'ie saat berguru ke Imam Malik yakni membaca kitab Muwattha' di depan Imam Malik.

Selanjutnya Shulhan menyebutkan yang ketiga, hilangnya tradisi pendalaman applied sciences. "Santri biasanya kurang minat palajaran IPA, Matematika, Bahasa Arab dan hafalan Quran. Padahal ini kunci ilmu agama dan dunia," tegasnya.

Menurutnya pelajaran IPA, Matematika dan Bahasa Inggris adalah gerbang untuk mendalami ilmu terapan seperti kedokteran, farmasi dan teknik. Sedangkan Bahasa Arab dan Al-Quran dibutuhkan bagi siapapun yang ingin mendalami penguasaan ilmu agama Islam.

Pada sesi terakhir seminar tersebut diadakan tanya jawab dan ditutup dengan sesi jawaban dari kedua narasumber serta ditutup doa.

Seminar dengan tema "Kunci Pembangunan Kualitas Insan Unggul di Kalangan Pesantren", diikuti peserta dari berbagai lembaga pendidikan di wilayah Kecamatan Rubaru dan Pasongsongan mulai dari siswa sampai mahasiswa. ( Miko, Fer )