Sms Pengaduan :
news_img
  • ADMIN
  • 14-11-2018
  • 386 Kali

Program Literasi Tekankan Pembebasan Anak Dari Buta Huruf

Media Center, Rabu ( 14/11 ) Pelatihan Literasi Program Inovasi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Kabupaten Sumenep terus dilakukan, kali ini dilaksanakan di Lantai II Aula Al-Ikhlas Kementerian Agama Kabupaten Sumenep Madura Jawa Timur, Rabu (14/11).

Hadir dalam kegiatan tersebut Kasi Pendma Kemenag Kabupaten Sumenep, H. Mohammad Tawil, M.Pd, Distrik Fasilitator Sumenep, Cahyadi Widi Wahyono, Fasda Comms, Mohammad Arif, Koordinator Pengawas Madrasah Kabupaten Sumenep, Didik Nurhadi dan Meike Wijaya, Pengawas, Basuki Anwar, Kepala Madrasah, Eko Himawan, Baidawi, Imam Kusnadi, Kamil, S.Pd, Siti Raisah serta guru dan diikuti sekitar 75 Peserta dari 14 Madrasah Ibtidaiyah (Kecamatan Saronggi, Kota, Kalianget, dan Kecamatan Talango).

Fasilitator Kabupaten Sumenep, Cahyadi Widi Wahyono, mengungkapkan, kegiatan Inovasi ini adalah kerja sama Indonesia dengan Pemerintah Australia. Yang mana di Jawa Timur hanya ada lima Kabupaten yang bermitra. Yakni Sidoarjo (Numerasi), Kota Batu (Leadership), Probolinggo (Multi Grade), Pasuruan dan Sumenep (Numerasi dan Literasi).

“Sebenarnya, pada dasarnya nanti semua akan sama-sama melakukan dua kegiatan yakni Numerasi dan Literasi, namun yang sudah berjalan di Sumenep saat ini yang literasi. Untuk Numerasi akhir November 2018 nanti akan dilaksanakan di Gugus dan sekolah yang berbeda.” jelas Yayak, panggilan pria humoris ini.

Dikatakan, jika konsep literasi (mendengar, menyimak, berbicara, membaca dan menulis) semuanya sesuai dan tidak bertentangan dengan kurikulum yang sedang dilakukan. Hanya metodenya ditawarkan lain. Lebih inovatif, harapannya tidak hanya guru yang aktif tapi juga siswa aktif menggunakan potensi yang ada, agar kreatif demi menjamin kemandirian sekolah.

"Kemudian kami juga menginginkan ada Parenting lewat pertemuan wali murid, minimal per semester. Sehingga apa yang ditularkan ke anak di kelas juga disampaikan ke wali agar diulang lagi di rumah, bisa orang tua atau saudara." terang Yayak.

Disamping itu menurut Yayak, pihaknya juga melakukan koordinasi dengan Bappeda Sumenep dengan mengoordinasikan ke Dinas Pemberdayaan Anak dan Perempuan, Perpustakaan Daerah, Dinas Kesehatan, Lintas OPD yang berkaitan dengan siswa. Agar bisa memaksimalkan dana fungsi pendidikan dari beberapa dinas untuk bersinergi, termasuk juga di pemerintahan desa. 

"Tentunya, literasi ini ditekankan agar benar-benar mampu membebaskan anak/siswa di Kabupaten Sumenep dari buta huruf (Arab dan Latin) yang kebetulan pula Hari Guru Nasional (HGN) se-Jawa Timur di Sumenep nanti akan dilaunching "Gerakan Menuju Kabupaten Literasi." tandasnya.

Sementara Kasi Pendma Kemenag Kabupaten Sumenep, H. Mohammad Tawil, M.Pd, mengaku sangat mengapresiasi kegiatan Pelatihan Literasi Program Inovasi tersebut dan diharapkan betul-betul dilakukan oleh pihak-pihak yang peduli terhadap nasib pendidikan anak bangsa khususnya di Sumenep. Sehingga diharapkan komunitas tersebut memulai dari hal terkecil yakni (konsisten) dalam semua aspek, utamanya waktu.

“Karena pada dasarnya, pelaku pendidikan ada tiga yakni siswa, orang tua dan guru. Dan ini akan dimulai dari mana? Tentunya di Indonesia harus dimulai dari guru." ungkapnya.

Kami (Pendma) juga menekankan kepada para pelaku pendidikan yang bernaung di bawah Kemenag Sumenep agar terus menjunjung tinggi nilai kebangsaan yang akhir-akhir ini mulai hilang secara perlahan. Karena dikhawatirkan nilai radikalisme akan muncul di Madrasah, ketika nilai kebangsaan mulai dihilangkan. ( Ren, Fer )