News Room, Rabu ( 18/08 ) Dalam mengisi kekosongan kegiatan sapi sonok, beberapa penggemar sapi sonok selama ini lebih memilih merawat sapinya, agar tidak sampai hilang keindahan bulu dan penampilan sapi. Sebab, jika jarang dirawat sapi sonok penampilannya tidak jauh berbeda dengan sapi biasa, yang sering digunakan untuk membajak sawah. Salah seorang penggemar sapi sonok asal Desa Larangan Barma Kecamatan Batuputih, Udi Hariyanto kepada News Room mengungkapkan, setidaknya 2 hari sekali dirinya mengeluarkan sapi yang dimilikinya untuk dirawat, seperti dimandikan, disisir bulunya dan diberi jamu, agar penampilan sapinya tetap menarik. “Ini sudah menjadi kebiasaaan kami para penggemar sapi sonok untuk memperlakukan sapi seperti raja, kadang orangnya saja belum mandi, sapinya lebih dulu dimandikan,”ujarnya bergurau. Dijelaskan, di Desanya sedikitnya lebih dari 30 orang yang memang memelihara sapi sonok. Karena itu, setiap ada momentum sapi sonok, mereka tidak menyia-nyiakan untuk mengikutkan sapi sonok yang sudah menjadi tradisi sejak dulu. Karena itu, keberadaan sapi sosnok sangat sulit untuk dihilangkan, apalagi setiap ada kontes sapi sonok selalu ada sinden sebagai penyegar suasana. Sebab menurut Udi, disamping ada nilai hiburan bagi masyarakat, sapi sonok juga ada nilai bisnis yang menjanjikan bagi pemilik sapi sonok yang bagus. Karena biasanya mahalnya Sapi Sonok, ketika dilihat bagus pada saat mengikuti kontes. Meskipun dalam pelaksanaan kontes itu tidak dilakukan seperti kegiatan lomba. Jadi tidak ada juara dalam acara Kontes Sapi Sonok. Namun, semua mendapat penghargaan dalam rangka ikut serta memeriahkan kegiatan kontes. Hanya saja, pembeli biasanya tetap melihat keserasian dan kebagusan sapinya untuk melakukan transaksi jual beli. ( Ren, Esha )