Sms Pengaduan :
news_img
  • ADMIN
  • 18-01-2010
  • 674 Kali

Ambruknya Tangkis Laut Merupakan Faktor Alam

News Room, Senin (18/01) Terjadinya kerusakan pada pembangunan break water di Pasongsongan beberapa hari lalu, murni karena faktor alam. Sebab, dalam beberapa hari ini, angin sangat kencang dan tinggi gelombang naik, sehingga, pelaksanaan pembangunan break water yang sebenarnya baru selesai dan kontruksinya masih belum terlalu kering beberapa bagian bangunan ambruk dihantam air laut yang sangat keras. Hal tersebut diakui Asmuri Syarif, yang merupakan kuasa pengguna anggaran (KPA) Dinas Perikanan dan Kelautan Propinsi Jawa Timur ketika dihubungi melalui telepon selulernya, Senin (18/01) tadi siang. Diakui, dalam hal pelaksanaan kotruksi break water yang dilaksanakan melalui anggaran propinsi 2009 tersebut, merupakan sebuah bencana dan bukan karena faktor pelaksanaan proyek. Karena itu, pihaknya berharap semua pihak tidak memperkeruh persoalan tersebut dengan pemberitaan yang sepertinya menyudutkan pihak pelaksana proyek. Meskipun, diakui pihak pelaksanan tetap harus bertanggung jawab terhadap pelaksanaan proyek break water tersebut, namun kami sudah melakukan koordinasi dengan pihak Bawasprop untuk menunggu gelombang besar mereda. Sebab, tidak mungkin dalam kondisi sekarang ini proyek dilanjutkan maupun diperbaiki,"ujar Asmuri Syarif. Bahkan, pihaknya bersama pelaksana dan instansi terkait di Kabupaten Sumenep, pada Sabtu (16/01) kemarin sudah melakukan kunjungan lapangan dan berdialog bersama masyarakat dan tokoh masyarakat setempat, termasuk LSM dan beberapa wartawan untuk memberikan penjelasan terkait persoalan kejadian tersebut. Dan masyarakat disana bisa mengerti kondisi yang memang tidak bisa diprediksi bakal terjadi itu. Namun, yang jelas secara teknis yang lebih tahu memang pihak pelaksana, namun berdasarkan realita yang ada saatini tinggi gelombang laut mencapai 3,8 meter. Sementara, pelaksanaan break water tersebut merupakan hasil survei tahun 2004 lalu, dengan kondisi tinggi gelombang rata-rata hanya sekitar 2,1 hingga 2,3 meter, sehingga desain pembangunannya memang tidak seperti yang diharapkan. Meskipun begitu, apapun yang terjadi pihaknya akan berusaha melakukan perbaikan-perbaikan terhadap pelaksanaan proyek tersebut sesuai baik dari sisi kontruksi maupun pengajuan anggaran. Sebenarnya, memang ditargetkan untuk tahun 2010 ini pembangunan pelabuhan TPI (tempat pelelangan ikan) bisa tuntas, namun dengan kejadian yang menimpa itu akan berpengaruh pada pelaksanaannya. Lebih lanjut Asmuri menjelaskan, anggaran total dari pelaksanaan pelabuhan di TPI tersebut sebenarnya sekitar Rp. 40 milyar, yang dilaksanakan secara bertahap sejak tahun 2004 lalu. sedangkan hingga anggaran tahun 2009 lalu baru terealisasi sekitar Rp. 23 milyar. Jadi masih banyak yang harus dikerjakan, karena itu ada kemungkinan bisa molor hingga 2011 nanti baru bisa rampung, namun itu masih tergantung plat form anggaran yang tersedia. Sementara penanggung jawab pelaksanaan pembangunan break water, Luqmanul Hakim ketika ditemui sejumlah wartawan dilokasi kegiatan tadi siang mengungkapkan, pihaknya tetap akan bertanggung jawab terhadap pelaksanaan proyek tersebut, sebab PT. Sadar Dinamis tetap harus bertanggung jawab penanda tangan kontrak yang dilaksanakan sejak memenangkan tender. "Kami akan bekerja semaksimal mungkin, meskipun kami tidak bisa berbuat banyak karena memang kondisi alam yang tidak bisa kami prediksi sebelumnya. Karena itu, kami masih menunggu kondisi alam memungkinkan, diperkirakan bulan maret mungkin sudah bisa dikerjakan kembali,"ungkapnya. Bahkan, pihaknya mengaku sudah melakukan koordinasi dengan pihak KPA dan Bawasda Propinsi untuk memberikan toleransi terhadap pelaksanaan proyek yang dikerjakan, sehubungan karena faktor alam, dan bukan karena dari faktor pelaksana maupun kwalitas pembangunannya. ( Ren, Esha )