Sms Pengaduan :
news_img
  • ADMIN
  • 17-10-2008
  • 685 Kali

Balita Gizi Buruk Dirawat Di RSD Sumenep

News Room, Jum’at ( 17/10 ) Seorang balita berusia 2 tahun, bernama Hairul, warga Desa Lapa Laok, Kecamatan Dungkek, berbaring lemah di Rumah Sakit Daerah dr. H. Moh. Anwar Sumenep, menghadapi penyakit yang dideritanya. Setelah tim medis melakukan pemeriksaan, ternyata pasien yang merupakan buah hati seorang nelayan Dungkek itu, dinyatakan mengidap penyakit gizi buruk atau kekurangan gizi. Direktur Rumah Sakit Daerah dr. H. Moh. Anwar Sumenep, dr. H. Dzulkifli Mahmudz, M.Si, M.Kes membenarkan, jika balita itu menderita gizi buruk. Sebenarnya, pasien tersebut merupakan hasil rujukan dari Puskesmas Dungkek dengan kasus diare dan kekurangan cairan. Namun, setelah dilakukan pemeriksaan secara intensif, ternyata dijumpai ada kelainan-kelainan lain yang terdapat pada pasien. “Yang paling menonjol kelainan pada pasien tersebut, yakni Hydrocephalus dengan kondisi kepala membesar, akibat cairan otak tidak bisa keluar dan disertai kelainan syaraf. Kemudian, berat badan pasien hanya mencapai 6 kilogram,”terang dr. Kifli kepada wartawan di kantornya, Jalan dr. Cipto, Sumenep, Jum’at (17/10). Menurut dr. Kifli, jika disesuaikan dengan KMS (kartu menuju sehat) balita, berat badan pasien itu sudah dibawah garis merah, sehingga membutuhkan penanganan serius. Sebab, pada usia 2 tahun itu seharusnya berat badan balita diatas 10 kilogram. Akibatnya, daya tahan tubuh lemah dan rentan terhadap penyakit. “Dalam mengatasi pasien seperti itu, kami selalu bersikap hati-hati. Dikarenakan, proses penanganannya seperti menghadapi “Lingkaran Syetan” atau istilah medisnya Cyrculus virtiosus. Jadi, penanganan pertama, kita atasi terlebih dahulu penyakit diarenya, kemudian dilanjutkan pada penangananan gizinya,”ujarnya. Ia menerangkan, sejak dirujuk ke RSD Sumenep ini, pada Minggu (12/10) kemarin, penyakit diare pasien termasuk kekurangan cairan sudah tertangani, sehingga, saat ini tim medis sedang menangani persoalan gizi pasien. “Untuk penanganan masalah Hydrocephalus pasien itu, masih akan dipertimbangkan lagi. Kalau secara medis diperlukan, maka akan ditindak lanjuti dengan tindakan-tindakan operatif dan lainnya,”pungkasnya. Sementara, ibu balita yang mengidap gizi buruk, Nahwiya, warga Desa Lapa Laok, Dungkek, menerangakan, bahwa sejak 4 bulan lalu, anaknya sulit makan, sehingga hanya diberi ASI dibantu susu. Namun, beberapa waktu, anaknya menderita kejang-kejang disertai sesak nafas. Karena khawatir dengan kondisi bayinya yang semakin kurus, maka langsung dibawa ke rumah sakit. Sampai saat ini, balita tersebut masih dirawat di RSD Sumenep. ( Nita, Esha )