Media Center, Kamis ( 26/05 ) Pengembangan dunia pariwisata desa sangat penting dilakukan, sebagai upaya mendorong kesejahteraan masyarakat, karena keberadaan wisata itu memberi peluang terhadap pemberdayaan ekonomi.
Bupati Sumenep, Ra Achmad Fauzi, SH, MH, mengatakan, pengembangan wisata baru yang memanfaatkan potensi alam, seni dan budaya, tentunya memberikan peluang untuk menciptakan kemandirian ekonomi masyarakat setempat.
“Sektor pariwisata dengan daya tarik dan keunikan di setiap desa bisa menciptakan lapangan kerja baru untuk mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat,” kata Bupati Sumenep, Ra Achmad Fauzi, SH, MH, di sela-sela Peluncuran dan Peresmian Wisata Bukit Tawap di Desa Pagar Batu, Kecamatan Saronggi, Kamis (26/05/2022).
Untuk itulah, keberadaan destinasi wisata baru seperti Bukit Tawap merupakan potensi wisata di Kabupaten Sumenep, sehingga kehadirannya mampu menciptakan lapangan kerja dan menumbuhkan usaha kecil.
“Saya mengharapkan wisata Bukit Tawap ini berefek positif kepada masyarakat setempat terutama untuk menggerakkan ekonomi masyarakat demi meningkatkan kesejahteraan mereka,” tutur Bupati.
Bupati mengatakan, pengelola untuk menarik wisatawan datang ke wisata baru itu, hendaknya melakukan promosi dengan berbagai terobosan, supaya semakin terkenal di masyarakat baik di daerah maupun luar daerah.
“Yang jelas, pengelola dalam mengembangkan wisata ini harus mempertahankan budaya lokal masyarakat,” imbuh Bupati.
Pemerintah daerah mengapresiasi kepala Desa Pagar Batu yang mampu mengajak warganya bergotong royong membangun wisata Bukit Tawap, sebagai destinasi wisata alam yang sangat bagus dan menarik.
”Saya meminta pemerintah desa dan warga terus menjaga semangat gotong royong untuk melakukan perubahan membangun kemajuan desa demi kesejahteraan masyarakat,” tandasnya.
Wisata Bukit Tawap berada di bawah bukit Desa Pagar Batu Kecamatan Saronggi yang menghadirkan keindahan alam perbukitan alami, bahkan di atas bukit pengunjung bisa menikmati pemandangan laut.
Kepala Desa Pagar Batu, Imam Daud mengatakan, Pemerintahan Desa hanya memfasilitasi warga dalam upaya membangun wahana wisata, sebagai otomotif penggerak ekonomi untuk membuka lapangan pekerjaan.
Warga juga terlibat langsung untuk permodalan pembangunannya dengan cara menabung setiap bulan Rp200 ribu setahun atau Rp2,4 juta setiap warga pertahun, yang dikumpulkan melalui ketua RT masing-masing.
“Kami untuk pembangunan wahana ini tidak melibatkan investor dari luar, namun semua warga menyumbang dengan cara menabung, dan pengerjaannya dilakukan dengan gotong royong oleh warga sendiri,” tandasnya.
Pihaknya menghabiskan anggaran sekitar Rp1,45 miliar untuk biaya pembangunan sampai destinasi wisata itu dibuka untuk umum, dan menargetkan bisa menghasilkan Pendapatan Asli Desa (PADes) Rp500 juta.
“Saat ini wahana yang sudah ada di wisata Bukit Tawap, antara lain pemandian umum untuk anak-anak dan pemandian air terapi atau air blerang,” pungkasnya. ( Yasik, Fer )