Sms Pengaduan :
news_img
  • ADMIN
  • 14-10-2010
  • 690 Kali

Dampak Konversi Mitan Ke Elpiji Bagi Masyarakat Kepulauan

News Room, Kamis ( 14/10 ) Masyarakat kepulauan meminta pemerintah memberikan kebijakan khusus bagi Kecamatan kepulauan untuk tidak melakukan konversi minyak tanah ke elpiji 3 kilogram, sebab dampak konversi itu menyusahkan warga masyarakat di kepulauan. Moh. Busro warga masyarakat Desa Sapeken Kecamatan Sapaken (Pulau Sapeken) mengatakan, keinginan masyarakat agar konversi minyak tanah ke gas elpiji tidak dilakukan di Kecamatan kepulauan sangat beralasan. Sebab, selama ini warga masyarakat di kepulauan tidak hanya membutuhkan minyak tanah untuk kepentingan memasak di rumah tangga, namun juga sebagai kebutuhan penerangan lampu rumah, penerangan lampu perahu untuk menangkap ikan di laut. ”Jika konversi itu dilaksanakan, otomatis jatah minyak tanah bersubsidi di Kecamatan kepulauan dicabut, sehingga dengan tidak adanya minyak tanah, itu dampaknya bisa menyengsarakan masyarakat, sebab harganya melambung tinggi, yakni sekitar Rp. 10.000,00 keatas,”tegasnya. Secara terpisah, Kepala Bagian Perekonomian Sekretariat Daerah Kabupaten Sumenep, Drs. H. Suparyugi, M.Si menyatakan, Pemerintah Kabupaten Sumenep sudah melayangkan surat permohonan pada BPH Migas, agar tetap menyediakan minyak tanah bersubsidi di Kecamatan kepulauan, meski dilakukan konversi minyak tanah ke gas elpiji 3 kilogram. “Meski belum ada tanggapan secara resmi dari BPH Migas terhadap surat permohonan itu, namun kami diminta untuk melakukan pendataan berapa kebutuhan minyak tanah di Kecamatan kepulauan,”ungkapnya. H. Suprayugi menyatakan, permintaan ketersediaan minyah tanah bersubsidi untuk 9 Kecamatan di kepulauan, bahkan termasuk juga Kecamatan Talango dan Kecamatan Giligenting. ( Yasik, Esha )