Sms Pengaduan :
news_img
  • ADMIN
  • 27-05-2022
  • 1173 Kali

Guru Bisa Lakukan Hybrid Learning System Saat PJJ Maupun PTM

Media Center, Jum'at (27/05) Pademi Covid-19 yang terjadi di dunia dan masuk di Indonesia sejak awal tahun 2020 lalu telah memberikan pelayanan berarti bagi seluruh sendi kehidupan manusia. Mulai dari segi kesehatan, ekonomi, pendidikan dan lainnya. Khususnya bagi dunia pendidikan, masa pandemi sepertinya telah memberikan pelajaran yang berarti. Bagaimana perjuangan guru, siswa dan orang tua bisa berpikir dan bertindak ekstra guna memenuhi kebutuhan belajar bagi anak-anak. 

Sebab, perkembangan pendidikan tidak boleh berhenti, Program Merdeka Belajar yang digagas Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, menjadi bekal dalam menghadapi tantangan ini. Seorang guru tidak saja harus memahami kurikulum 2013 sebagai pijakan dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dan KBM. Justru hadirnya pandemi Covid-19 telah mengubah tatanan dan praktik pendidikan, khususnya kegiatan pembelajaran.

"Kebijakan tentang kurikulum yang disederhanakan atau bahkan kurikulum satuan saat pandemi melanda, telah banyak metode atau model pembelajaran yang diterapkan oleh guru dalam menyampaikan materi ajar kepada siswanya. Terutama dalam kegiatan Belajar Dari Rumah (BDR) atau pembelajaran jarak jauh," ujar Ali Harsojo, M.Pd, salah seorang guru SDN Pajagalan 2 Kecamatan Kota Kabupaten Sumenep, Jum'at (27/05/2022).

Ali Harsojo mengakui, tidak sedikit kendala yang dihadapi oleh guru. Mulai dari fasilitas IT, jaringan internet, biaya, beban psikologis anak, mental dan perilaku anak, serta kondisi ekonomi orang tua. Namun, guru tidak boleh menyerah untuk tetap melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dalam mengajari siswa. 

Menurutnya pula, agar dirinya dan guru yang lain bisa tetap mengajar dengan pola atau mode yang relevan dengan kondisi itu. Yakni, belajar secara virtual meeting (sinkronous) dan memanfaatkan media atau aplikasi semidaring (asinkronous).

Meskipun memang kondisi mental, pengetahuan, keterampilan dan sikap anak mengalami hambatan, atau bahkan penurunan hasil belajar kognitif. Hal itu dapat dilihat dari pencapaian kompetensi siswa saat penilaian akhir tahun ajaran 2020-2021.

Namun, diakui guru kelas 5 ini tetap harus melakukan kegiatan belajar mengajar melalui daring penuh, terbatas dan kombinasi dengan luring. Meskipun sebenarnya para guru, siswa dan orang tua menghendaki pembelajaran dapat dilaksanakan secara langsung (luring). Sehingga penilaian dan proses pembelajaran dengan siswa dapat dilaksanakan secara autentik. 

"Dengan kondisi itu yang mengharuskan guru harus memacu semangat diri dan siswa untuk senantiasa belajar dan mengajar," tandasnya.

Hingga kemudian, mulai tahun ajaran baru 2021-2022 dijadwalkan untuk diterapkan kegiatan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTM Terbatas). 

Sehingga diakui Ali, jika kondisi tersebut tidak mungkin dapat dilaksanakan KBM full seperti dalam keadaan normal. Juga tidak mungkin melaksanakan hanya beberapa muatan pelajaran dan menghilangkan muatan pelajaran lainnya. Kemudian ditemukan, model yang tepat untuk diterapkan adalah Hybrid Learning System.

"Sistem ini pernah diseminarkan tentang kesiapan sekolah dalam melaksanakan PTM terbatas dengan dengan webinar yang dijelaskan oleh narasumber Anim Hadi Susanto bahwa hybrid learning system itu merupakan perpaduan antara belajar secara PTM dan Daring," jelas guru yang juga penulis ini.  

Ditambahkan Ali, jika Hybrid learning ini adalah pembelajaran yang menggabungkan antara pembelajaran online dengan pembelajaran tatap muka secara teratur dan efektif. Yang dalam penerapannya setiap guru harus memahami tiga hal. 

Pertama, proses belajar yang memadukan pembelajaran tatap muka dan pembelajaran daring (hybrid/ blended). Kedua, hybrid learning memadukan fitur terbaik dari pembelajaran daring dan tatap muka serta ketiga siswa belajar mandiri.

“Jadi pada prinsipnya, penerapan hybrid learning adalah memadukan kegiatan pembelajaran tatap muka (terbatas) dengan pembelajaran jarak jauh,” ujarnya.

Peraih puluhan penghargaan guru yang juga pelatih pembina Pramuka ini mengakui, jika tugas-tugas belajar yang belum selesai dalam PTM Terbatas, dapat dilajutkan dalam PJJ. Bisa juga dilakukan dengan cara berbeda sesuai dengan kombinasi yang mungkin muncul. 

"Hybrid learning ini juga nanti bisa terus dilakukan oleh guru dimasa kondisi kembali normal," tutupnya. (Ren, Han)