Media Center, Rabu (30/03) Dalam rangka
mengembangkan keilmuan serta menambah wawasan bagi guru, sehingga memiliki
pandangan beragama secara moderat, MTs Negeri 1 Sumenep menggelar acara Bedah
Buku, Rabu (30/03/2022).
Acara yang bertajuk “Risalah Ahlussunnah
Wal Jama'ah” hasil karya KH Hasyim Asy’ari mendatangkan narasumber KH Moh Wafi
Chotib, Pengasuh Pondok Pesantren Miftahul Ulum, Pajinggaan, Kelurahan Bangselok,
Kecamatan Kota Sumenep.
Kepala MTs Negeri 1 Sumenep Ahmad Sa’id
Samsuri dalam sambutannya menyampaikan bahwa bedah buku ini merupakan upaya
madrasahnya untuk membangun pemahaman yang benar dalam beragama.
“Kegiatan Moderasi Beragama yang dikemas
dalam Bedah Buku ini merupakan upaya dari madrasah, untuk bagaimana membangun kita
semua ini benar dalam beragama, benar dalam pandangan beragama, dan tentunya
harapannya ini bisa ditularkan kepada siswa siswi nantinya,” jelasnya.
Ia juga menyampaikan bahwa kegiatan bedah
buku diikuti oleh 40 peserta yang terdiri dari jajaran dewan guru, pimpinan, dan
staf Tata Usaha MTs Negeri 1 Sumenep.
Sementara itu KH Wafi Chotib dalam
pengantarnya menyampaikan bahwa Kitab Risalah Ahlussunnah Wal Jama'ah merupakan
karya KH Hasyim Asy’ari yang merupakan pendiri Nahdlatul Ulama (NU), meski
begitu kitab tersebut tidak hanya diperuntukan untuk warga NU saja.
“Kitab ini merupakan karya KH Hasyim
Asy’ari, beliau memang pendiri NU tapi kitab ini tidak diperuntukkan untuk NU
saja, jadi untuk semua kalangan,” terangnya.
Ia juga mengungkapkan bahwa KH Hasyim
Asy’ari merupakan ulama yang rendah hati meski sudah bergelar Hadratussyaikh.
Hal tersebut KH Wafi Chotib ungkapkan dari pembukaan kitab tersebut ,di mana KH
Hasyim Asy’ari memohon agar kitab yang disusunnya memberikan manfaat untuk
dirinya dan orang tidak pintar sebagaimana dirinya.
“Termasuk rendah hatinya beliau, bahwa
beliau berkata aku memohon kepadaMu Ya Allah agar kitab ini bermanfaat bagiku
dan orang-orang yang tidak pintar seperti aku”, terangnya.
“Jadi beliau mengaku tidak pintar”,
imbuhnya.
Lebih lanjut KH Wafi yang merupakan alumni
Hadramaut, Yaman ini menjelaskan bahwa KH Hasyim Asy’ari merupakan teladan yang
nyata bagi guru-guru, agar selalu rendah hati meski memiliki ilmu yang banyak
serta selalu membumi sebagaimana beliau.
“Ini teladan bagi kita yang luar biasa,
bahwa rajanya kiai, rajanya ulama tapi beliau menyatakan jika beliau merupakan
orang yang tidak tahu,” jelasnya.
Acara yang berlangsung sangat menarik
tersebut, dilanjutkan dengan tanya jawab dan diskusi baik terkait kitab Risalah
Ahlussunnah Wal Jama'ah maupun permasalahan pemahaman keagamaan secara umum.
(Miko, Han)