Sms Pengaduan :
news_img
  • ADMIN
  • 30-03-2022
  • 761 Kali

Hadirkan KH Wafi Chotib, MTs Negeri 1 Sumenep Bedah Buku Moderasi Beragama

Media Center, Rabu (30/03) Dalam rangka mengembangkan keilmuan serta menambah wawasan bagi guru, sehingga memiliki pandangan beragama secara moderat, MTs Negeri 1 Sumenep menggelar acara Bedah Buku, Rabu (30/03/2022).

Acara yang bertajuk “Risalah Ahlussunnah Wal Jama'ah” hasil karya KH Hasyim Asy’ari mendatangkan narasumber KH Moh Wafi Chotib, Pengasuh Pondok Pesantren Miftahul Ulum, Pajinggaan, Kelurahan Bangselok, Kecamatan Kota Sumenep.

Kepala MTs Negeri 1 Sumenep Ahmad Sa’id Samsuri dalam sambutannya menyampaikan bahwa bedah buku ini merupakan upaya madrasahnya untuk membangun pemahaman yang benar dalam beragama.

“Kegiatan Moderasi Beragama yang dikemas dalam Bedah Buku ini merupakan upaya dari madrasah, untuk bagaimana membangun kita semua ini benar dalam beragama, benar dalam pandangan beragama, dan tentunya harapannya ini bisa ditularkan kepada siswa siswi nantinya,” jelasnya.

Ia juga menyampaikan bahwa kegiatan bedah buku diikuti oleh 40 peserta yang terdiri dari jajaran dewan guru, pimpinan, dan staf Tata Usaha MTs Negeri 1 Sumenep.

Sementara itu KH Wafi Chotib dalam pengantarnya menyampaikan bahwa Kitab Risalah Ahlussunnah Wal Jama'ah merupakan karya KH Hasyim Asy’ari yang merupakan pendiri Nahdlatul Ulama (NU), meski begitu kitab tersebut tidak hanya diperuntukan untuk warga NU saja.

“Kitab ini merupakan karya KH Hasyim Asy’ari, beliau memang pendiri NU tapi kitab ini tidak diperuntukkan untuk NU saja, jadi untuk semua kalangan,” terangnya.

Ia juga mengungkapkan bahwa KH Hasyim Asy’ari merupakan ulama yang rendah hati meski sudah bergelar Hadratussyaikh. Hal tersebut KH Wafi Chotib ungkapkan dari pembukaan kitab tersebut ,di mana KH Hasyim Asy’ari memohon agar kitab yang disusunnya memberikan manfaat untuk dirinya dan orang tidak pintar sebagaimana dirinya.

“Termasuk rendah hatinya beliau, bahwa beliau berkata aku memohon kepadaMu Ya Allah agar kitab ini bermanfaat bagiku dan orang-orang yang tidak pintar seperti aku”, terangnya.

“Jadi beliau mengaku tidak pintar”, imbuhnya.

Lebih lanjut KH Wafi yang merupakan alumni Hadramaut, Yaman ini menjelaskan bahwa KH Hasyim Asy’ari merupakan teladan yang nyata bagi guru-guru, agar selalu rendah hati meski memiliki ilmu yang banyak serta selalu membumi sebagaimana beliau.

“Ini teladan bagi kita yang luar biasa, bahwa rajanya kiai, rajanya ulama tapi beliau menyatakan jika beliau merupakan orang yang tidak tahu,” jelasnya.

Acara yang berlangsung sangat menarik tersebut, dilanjutkan dengan tanya jawab dan diskusi baik terkait kitab Risalah Ahlussunnah Wal Jama'ah maupun permasalahan pemahaman keagamaan secara umum.

(Miko, Han)