News Room, Senin ( 12/03 ) Harga kebutuhan bahan pokok di wilayah Kepulauan Sumenep, khususnya di Sapeken mulai naik. Kenaikan harga ini merupakan dampak rencana pemerintah akan menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), pada April 2012 mendatang. Salah seorang warga asal Desa/Kecamatan Sapeken, Arifin mengatakan, saat ini sebagian besar harga kebutuhan bahan pokok sudah naik, seperti elpiji ukuran 3 kilogram yang merupakan subsidi pemerintah, harganya sudah mencapai Rp. 25.000,00 hingga Rp. 30.000,00, dari sebelumnya Rp. 20.000,00 hingga Rp. 25.000,00 per-tabung. “Bahkan, elpiji yang ukuran 12 kilogram, dari sebelumnya seharga Rp. 90.000,00 hingga Rp. 100.000,00, sekarang naik mencapai Rp. 125.000,00 hingga Rp. 150.000,00 per-tabung. Kenaikan ini adalah dampak rencana pemerintah menaikkan harga BBM, apalagi kalau sudah naik, harga kebutuhan bahan pokok di Sapeken, akan lebih mahal lagi,”kata Arifin, di Sumenep, Senin (12/03). Selain itu, kata Arifin, harga beras juga sudah naik mencapai Rp.10.000,00 hingga Rp. 12.000,00 per-kilogram. Padahal sebelumnya berkisar di Rp. 7.000,00 hingga Rp. 8.000,00 per-kilogram. Untuk harga gula juga saat ini mencapai Rp. 12.000,00 hingga Rp. 15.000,00 per-kilogram, dari sebelumnya hanya Rp. 9.000,00. Sedangkan, harga BBM jenis premium saat ini mencapai Rp. 9.000,00 per-liter, dari sebelumnya Rp. 6.000,00. Sedangkan untuk solar sudah mencapai Rp. 10.000,00 dari harga sebelumnya Rp. 7.000,00 per-liter. “Dampak rencana kenaikan harga BBM benar-benar dirasakan oleh warga di Kepulauan Sumenep. Semua harga kebutuhan bahan pokok sudah ikut naik. Ini sangat memberatkan bagi masyarakat setempat,”terangnya. Menurut Arifin, kenaikan harga kebutuhan bahan pokok sehari-hari itu tidak didukung oleh kemampuan ekonomi masyarakat. “Kalau harga terus naik, tentunya daya beli masyarakat akan menurun, karena memang tidak mampu untuk membelinya. Buktinya, sekarang warga Sapeken mulai enggan melaut, disebabkan biaya operasional tinggi, tidak sebanding dengan hasil tangkapan,”ungkapnya. Oleh karena itu, Arifin berharap, Pemerintah Kabupaten Sumenep mempunyai inisiatif terhadap kondisi perekonomian masyarakat dikepulauan. “Minimal melakukan pemantauan, agar para pedagang tidak sembarangan menaikan harga kebutuhan bahan poko dipasaran,”pungkasnya. ( Nita, Esha )