Sms Pengaduan :
news_img
  • ADMIN
  • 01-03-2008
  • 620 Kali

IPB Pastikan, Susu Berbakteri Sudah Tak Ada di Pasar

News Room, Sabtu ( 01/03 ) Keresahan publik akibat riset Institut Pertanian Bogor (IPB) yang menyebutkan bahwa sejumlah susu formula untuk bayi terkontaminasi bakteri enterobacter sakazakii kemarin diredam pemerintah. Upaya penenangan publik itu dilakukan lewat pernyataan bersama yang dilakukan Depkes, Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), serta IPB. Ketiganya menyebutkan bahwa susu yang menjadi sampel penelitian tersebut saat ini sudah tak ada di pasar. "Sampel untuk penelitian itu diambil pada 2003. Jadi, sekarang sudah tidak ada di pasaran," tegas dosen MIPA IPB, Sri Budiarti di Kantor Depkominfo, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta, kemarin (29/02). Menurut penelitian IPB, berdasar riset tersebut, bakteri enterobacter sakazakii bisa menyebabkan radang usus dan otak. Namun, kata Budiarti, penelitian yang dilakukan institusinya tersebut tidak untuk menakut-nakuti atau meresahkan masyarakat. "Itu hanya penelitian biasa dan diterbitkan dalam jurnal ilmiah," ungkap wanita berkerudung cokelat tersebut. Penerbitan itu pun, kata wanita yang bertitel dokter tersebut, salah satunya dilakukan untuk membuat laporan penelitian hibah bersaing yang didanai Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas). Dia pun mengelak ketika kampusnya dianggap sengaja mendiskreditkan produsen susu tertentu. "Kami ambil sampel dari pasar. Sesuai kode etik penelitian, peneliti tidak akan pernah mengumumkan merek produk yang diteliti," tegasnya. Pada kesempatan yang sama, Kepala BPOM, Husniah Rubiana Thamrin Akib meyakinkan agar masyarakat sekarang tidak perlu resah. "Semua produk bahan pangan yang beredar di masyarakat telah diperiksa oleh BPOM. Karena itu, bila sebuah produk tidak memenuhi syarat, otomatis tidak akan mendapat izin edar," ujar wanita yang kemarin memakai atasan batik cokelat muda tersebut. Menurut Ance, panggilan akrab Husniah, pengawasan produk pangan terhadap berbagai cemaran dilakukan secara rutin. "Produk susu formula dan makanan bayi termasuk prioritas pengujian," katanya serius. Meski mengklaim telah rutin menguji, karena adanya isu pencemaran enterobacter sakazakii ini, BPOM akan menguji total semua merek susu formula yang beredar di pasaran. "Kalau biasanya kami hanya menguji sampel setengah di antara jumlah merek susu yang ada di pasar, sekarang kami akan menguji ulang semua merek," tegasnya. Jika ditotal, ada sekitar seratus merek yang akan diuji ulang. Berapa waktu yang dibutuhkan BPOM untuk pengujian tersebut? Menurut orang dekat Menkes Siti Fadilah Supari itu, pihaknya butuh waktu sekitar sebulan. "Lama. Sebab, kami butuh waktu untuk mengembangbiakkan kuman dalam sampel susu yang diuji," jelasnya. ( JP, Esha )