Juni 2023, Sumenep Alami Deflasi sebesar 0,42 persen
Media Center, Selasa ( 04/07 ) Pada Juni 2023, Kabupaten Sumenep, Madura, mengalami deflasi terdalam sebesar 0,42 persen. Sedangkan Jawa Timur terjadi inflasi sebesar 0,10 persen dan Nasional juga mengalami inflasi sebesar 0,14 persen.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Sumenep, Ribut Hadi Candra, mengatakan, 10 komoditas penyumbang deflasi bulanan pada Juni 2023, sebagian besar masuk dalam kelompok pengeluaran makanan, minuman dan tembakau, kecuali emas perhiasan; angkutan antar kota; dan bensin.
"Beberapa komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan deflasi pada Juni 2023, yaitu tongkol diawetkan sebesar 0,07 persen; emas perhiasan; angkutan antar kota masing-masing sebesar 0,06 persen; ayam hidup (daging ayam kampung); bayam masing-masing sebesar 0,05 persen; bawang merah sebesar 0,04 persen; beras; bensin; udang basah; dan sawi hijau masing-masing sebesar 0,03 persen," ujarnya.
Dari delapan kota Indeks Harga Konsumen (IHK), tujuh di antaranya mengalami inflasi bulanan terdiri dari Probolinggo, Kediri, Jember, Surabaya, Banyuwangi, Madiun dan Malang. Sementara yang deflasi hanya Kabupaten Sumenep.
"Untuk delapan kota IHK tersebut Probolinggo naik sebesar 0,18 persen, Kediri 0,17 persen, Jember 0,14 persen, Surabaya 0,12 persen, Banyuwangi 0,09 persen, Madiun 0,08 persen dan Malang 0,07 persen. Sedangkan Sumenep mengalami deflasi month to month (mtm) sebesar 0,42 persen," terangnya, Selasa (04/07/2023).
Inflasi tertinggi terjadi di Probolinggo sebesar 0,18 persen dan inflasi terendah terjadi di Kota Malang di angka 0,07 persen.
Laju inflasi tahunan (year on year) Kabupaten Sumenep berada pada peringkat tertinggi kedua di Jawa Timur sebesar 4,53 persen. Angka ini di atas Nasional dengan inflasi tahunan sebesar 3,52 persen. ( Nita, Fer )