Media Center, Rabu ( 27/09 ) Kebutuhan tenaga pendidik atau guru tingkat SD dan SMP di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, masih tinggi yang mencapai 1.412 guru.
Kekurangan 1.412 guru tersebut meliputi guru kelas kurang 778 tenaga, Pendidikan Agama Islam 331 tenaga, dan Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK) 303 tenaga.
Kepala Dinas Pendiidikan (Disdik) Kabupaten Sumenep, Agus Dwi Saputera melalui Kabid Ketenagaan Disdik, Achmad Fairusi mengatakan, tingginya kekurangan guru itu disebabkan banyak guru berstatus Aparatur Sipil Negara (ASN) yang sudah purna tugas.
"ASN guru yang pensiun sudah banyak, sehingga berdampak pada jumlah tenaga pendidik berkurang. Kekurangan guru tidak hanya terjadi di Kabupaten Sumenep saja, melainkan juga daerah lain untuk guru masih di bawah kebutuhan," tutur Fairus, Rabu (27/09/2023).
Banyaknya tenaga guru dengan status Aparatur Sipil Negara (ASN) yang purna tugas atau pensiun menjadi penyebabnya. Sementara, pengangkatan tenaga didik baru oleh Pemerintah Pusat setiap tahunnya cukup terbatas.
”Pemerintah Daerah tidak memiliki otoritas melakukan pengangkatan PNS dan PPPK untuk memenuhi kebutuhan guru, sehingga kekurangan guru di atas angka seribu,” ungkapnya.
Fairusi memastikan, untuk pelayanan pendidikan bagi siswa terutama proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) berjalan sesuai ketentuan, karena masih dibantu Guru Tidak Tetap (GTT) atau honorer.
"Kami terus berupaya untuk pengadaan guru ASN maupun PPPK ke Pemerintah Pusat agar kebutuhan guru di Sumenep terpenuhi," tukasnya. ( Nita, Fer )