Sms Pengaduan :
news_img
  • ADMIN
  • 05-09-2022
  • 2643 Kali

KH. Dr. Ahmad Fauzi Tidjani, MA Sampaikan Hal Serius Soal Santri dan Pramuka di LKPPN 2022

Media Center, Senin ( 05/09 ) Lomba Kepramukaan Penggalang dan Penegak Tingkat Nasional (LKPPN) 2022 antar Pondok Pesantren se-Indonesia dalam rangka Kesyukuran 70 tahun Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Amien Prenduan, yang dilaksanakan mulai 04-10 September 2022 dibuka langsung oleh Pimpinan dan Pengasuh Ponpes Al-Amien Prenduan, KH. Dr. Ahmad Fauzi Tidjani, MA.

Dalam sambutannya ia menyampaikan syukur alhamdulillah, karena melalui LKPPN ini seluruh peserta yang merupakan Pramuka dari utusan Pondok Pesantren se-Indonesia tampak kompak dan diharapkan dapat mengikuti kegiatan tersebut dengan baik.

“Alhamdulillah, semoga para Pramuka santri ini akan menjadi pemimpin bangsa Indonesia yang berakhlak, sehingga mampu merubah kebijakan yang memihak untuk umat Islam, insya Allah,” ujar Putra KH. Moh. Tidjani Djauhari, MA ini, Senin (05/09/2022).

Dikatakan, dilaksanakannya LKPPN khusus untuk pondok pesantren ini, karena memang di Al-Amien Prenduan dari 1971 kegiatan kepramukaan sudah ada dan terbukti melahirkan solidaritas dan keterampilan, serta kecakapan hidup seorang santri yang menjadi Pramuka.

Di samping itu juga sebagai ajang silaturahmi antar Pramuka pondok pesantren yang tersebar dari berbagai wilayah di Indonesia, termasuk yang terjauh dari Palembang.

Ponpes Al-Amien Prenduan selama ini memang rutin melaksanakan kegiatan tingkat Nasional, jika sebelumnya melaksanakan untuk umum saat ini LKPPN 2022 khusus untuk Pondok Pesantren.

”Melalui LKPPN khusus pesantren ini mudah-mudahan terus terjalin silaturahmi ini dan terus bertambah barokah. Berangkat dari jiwa seorang mukmin maka jangan lupa untuk selalu seumur hidup menjadi santri,” tandasnya.

Sementara mewakili Ketua Kwartir Daerah (Kwarda) Jawa Timur, Kak Dr. H. Zamzami Shabiq, M.Psi, menandaskan, bahwa Pramuka di pondok pesantren tidak bisa dipandang sebelah mata, karena eksistensinya luar biasa.

Hingga beberapa pimpinan di Kwarda kebetulan saat ini memang berbasis Pesantren. Sehingga diharapkan Pramuka santri bisa menjadi pemimpin-pemimpin yang ke depannya benar-benar diharapkan oleh bangsa dan negara ini.

“Selain sebagai Pramuka adik-adik juga santri yang memegang nilai-nilai Dasa Dharma itu sudah terbiasa ada di pesantren, belum lagi metode kepramukaan makanan sehari-hari di pesantren, kalau yang katanya satuan terpisah pesantren sudah sejak dulu ada sistem beregu,” tandasnya.

Diakui Kak Zamzami jika realitas sebenarnya adalah pesantren ini merupakan harapan bagi kemajuan bangsa. Dan dari Pramuka sudah melahirkan banyak tokoh-tokoh yang luar biasa, bukan hanya sebagai pemimpin bangsa, tapi sebagai kaum yang diharapkan oleh umat.

Karenanya beban dan tanggung jawab berat ada di pundak adik-adik, karena selain sebagai Pramuka, adik-adik juga sebagai santri yang sudah terbiasa ada di pesantren.

“Belum lagi metode kepramukaan sudah makanan sehari-hari di pesantren  termasuk penerapan satuan terpisah pesantren, maka realitas sebenarnya adalah pesantren ini merupakan harapan bagi kemajuan bangsa,” paparnya.

Setidaknya ada tiga tanggung jawab dalam benak adik-adik sebagai Pramuka santri, pertama tanggung jawab ilmu dan pengetahuan, sebagai santri yang Pramuka bagaimana adik-adik bisa mengemban tanggung jawab ilmu dan pengetahuan itu disebarkan kepada masyarakat dengan sebaik-baiknya. Sehingga paham bagaimana berbangsa dan bernegara, karena santri di pesantren benar-benar menjadi garda terdepan dari munculnya disintegrasi bangsa.

Kemudian tanggung jawab dalam tingkah laku secara dahir di Pramuka ada di Dasa Darma ke-10 sudah jelas suci dalam pikiran perkataan dan perbuatan, ini juga makanan sehari-harinya.

Tanggung jawab ketiga adalah budi pekerti secara batin, kalau di pesantren ada riadhoh belum lagi istighosah dan lainnya. Sedangkan di Pramuka dibangunkan malam ada jurit malam dan sebagainya, itu sudah makanan sehari-hari di pesantren hingga batinnya terasah. Sehingga tiga tanggung jawab itu benar-benar sudah ada pada diri adik-adik semuanya.

“Yang ditekankan pada kegiatan ini adalah bagaimana ukhuwah antar pesantren bisa semakin erat, kalau hadiah itu urusan terakhir yang utama adalah bagaimana keakraban antar peserta bisa semakin terjalin, karena itu merupakan hadiah terbesar dari adik-adik mengikuti kegiatan ini. Nikmat silaturahim yang luar biasa kalau tidak ada kegiatan ini tidak bisa dirasakan,” paparnya.

Sementara Ketua Harian Kwartir Cabang (Kwarcab) Sumenep, Drs. H. Moh. Sirat Aidi, M.Si, mengakui jika LKPPN ini merupakan hasil pemikiran cerdas yang sungguh istimewa luar biasa. Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan tidak pernah kehabisan akal untuk berpikir persoalan masyarakat, bangsa dan negara berikut masa depan generasi muda.

“Momentum ini sangat penting dan mahal sebagai media pemersatu dan media pemantik semangat kebangsaan serta nasionalisme yang mulai menurun,” ujarnya.

Karenanya, pihaknya berharap kepada seluruh peserta lomba tingkat nasional ini, karena sifatnya lomba atau kompetisi pihaknya mengingatkan agar bermuatan edukatif dan inovatif dalam rangka kebangkitan bangsa. Untuk itu, jaga semangat dan sportivitas yang tinggi dengan kegiatan dan kekuatan serta kerja sama tim yang baik dan tangguh disertai kesiapan referensi maksimal.

“Insya Allah kita mampu melakukan meski pada akhirnya akan muncul yang terbaik di antara yang terbaik, kalah menang dalam setiap lomba adalah hal biasa asal apa yang menjadi harapan dan ketentuan dipatuhi dengan baik,” tambahnya.

Yang terpenting adalah menciptakan semangat persatuan dan kesatuan dengan cara membangun semangat persaudaraan menuju Indonesia jaya. Karenanya pihaknya berterima kasih atas perhatian, dukungan dan kerja samanya.

”Kiprah Pondok Pesantren Al-Amien Prenduan selama ini dalam rangka mengembangkan dan membesarkan Pramuka di Kabupaten Sumenep Jawa Timur Indonesia pada umumnya,” pungkasnya.

Sedangkan LKPPN 2022 diikuti sebanyak 25 regu Penggalang dan 17 Sangga Penegak dari 20 kontingen pondok pesantren se-Indonesia, yakni terdiri dari 18 kontingen luar dan 2 dari kontingen dalam dengan total peserta sebanyak 420 peserta. ( Ren, Fer )