Maraknya penambangan pasir liar mengancam kelestarian lingkungan hidup di Kabupaten Sumenep. Ini terbukti dari dua pulau, yakni pulau pasir putih dan pulau keramat yang nyaris tenggelam dan hilang. Kedua pulau yang berada di Kecamatan Gili Genting itu kini hanya terlihat sebagai gundukan pasir pada saat air laut surut. "Kedua pulau itu sudah rata dengan air," kata Ketua Komisi B DPRD Sumenep, Ir. Bambang Prayogi. Hilangnya dua pulau itu terungkap saat Komisi B melakukan kunjungan ke Pulau Gili Genting guna melihat pelaksanaan proyek pembangkit listrik tenaga surya di sana. "Saat kunjungan itu, warga melapor ada pulau yang hilang," kata Bambang. Mendengar laporan itu, Komisi yang membidangi masalah perekonomian tersebut langsung meninjau lokasi. Bambang mengaku kaget karena permukaan kedua pulau yang berdekatan itu sudah tidak tampak. Meski tak berpenghuni, pulau-pulau dimaksud penting bagi nelayan karena menjadi tempat mereka melakukan transaksi jual beli ikan. Bambang mengatakan, jika melihat kondisi di lokasi, para penambang diduga menggunakan alat hisap pasir modern berkapasitas besar. Itu tampak dari permukaan kedua pulau yang cepat lenyap. "Kalau tidak dicegah, penambang akan pindah ke pulau terdekat, yaitu Pulau Pandan yang berpenghuni," tandasnya mengingatkan. Politisi dari PDI-P ini berharap hilangnya kedua pulau mendapat tanggapan serius dari Pemerintah Daerah Sumenep. Sebab, para penambang yang diduga berasal dari Kabupaten Pamekasan mengklaim dua pulau yang ditambang itu masuk wilayah Pamekasan. "Ini harus disikapi serius, setahu saya Pamekasan tidak punya pulau," kata dia. Oleh karena itu, ia meminta pihak pemkab segera mengambil langkah untuk menyelamatkan kedua pulau. (bim/np)