Media Center, Sabtu ( 02/09 ) Sempat mengalami deflasi selama dua bulan berturut-turut, pada Juni dan Juli 2023, kini Kabupaten Sumenep, Madura, pada Agustus 2023 Month to Month (m-to-m) terjadi inflasi sebesar 0,16 persen.
Laju inflasi ini menempatkan Kabupaten Sumenep di posisi tertinggi di Jawa Timur dengan angka inflasi 0,11 persen. Dan juga melampaui Nasional dengan inflasi sebesar 0,13 persen.
Berdasarkan perkembangan Indeks Harga Konsumen (IHK), inflasi terendah di Jawa Timur terjadi di Kota Madiun sebesar 0,02 persen dengan inflasi year to year (y-to-y) sebesar 3,16 persen dengan IHK sebesar 113,87.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Sumenep, Ribut Hadi Candra, S.H., M.M., mengatakan, inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran.
“Kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi yaitu makanan, minuman, dan tembakau sebesar 0,09 persen; pendidikan 0,03 persen; pakaian dan alas kaki 0,02 persen; transportasi 0,01 persen; perawatan pribadi dan jasa lainnya 0,1 persen; kesehatan 0,005 persen; perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga 0,004 persen; informasi, komunikasi, dan jasa keuangan 0,001 persen; rekreasi, olahraga, dan budaya 0,001 persen,” tuturnya.
Candra mengungkapkan, untuk perkembangan harga berbagai komoditas pada Agustus 2023 secara umum menunjukkan adanya kenaikan dibandingkan setahun yang lalu.
Pada Agustus 2023 di Kabupaten Sumenep terjadi inflasi tahunan (y-on-y) sebesar 4,72 persen atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 112,06 pada Agustus 2022 menjadi 117,35 pada Agustus 2023.
“Sedangkan 1 tingkat inflasi year to date (y-to-d) Agustus 2023, Kabupaten Sumenep sebesar 2,06 persen. Inflasi ini masih di atas Jawa Timur untuk tahun berjalan (year to date/ytd), yakni dari Januari - Agustus 2023 tercatat sebesar 1,72 persen,” pungkasnya. ( Nita, Fer )