News Room, Senin ( 23/04 ) Empat siswa tuna rungu dan wicara di SMP Luar Biasa (SMPLB) Sumenep, mengikuti Ujian Nasional (Unas) SMP dan sederajat, Senin (23/04). Pelaksanaan Unas di SMPLB seperti layaknya Unas di sekolah reguler, yakni pengawas ruangan 2 orang, dan pengawas dari Propinsi Jawa Timur, serta mendapat penjagaan pihak kepolisian. Kepala SLB Dharma Wanita Kabupaten Sumenep, Lianatus Solicha mengatakan, siswa SMPLB untuk mengisi lembar jawaban Unas perlu pendampingan guru, baik cara mengisi data diri, seperti nama dan nomor peserta. Termasuk menjelaskan cara mengarsir di Lembar Jawaban Ujian Nasional (LJUN), agar bisa terbaca komputer saat proses pemindaian. “Siswa SLB ini merupakan anak-anak berkebutuhan khusus, jadi cara menerangkan pada mereka harus dengan praktek. Tidak bisa hanya menerangkan dengan teori, sehingga perlu didampingi,"tegasnya. Liana menyatakan, pendampingan yang dilakukan oleh guru hanya saat mengisi data diri, sedangkan saat mengerjakan soal, guru tidak lagi mendampingi siswa. Pendampingan pada siswa saat mengisi data diri di LJUN, memang sesuai dengan aturan yang ada, hanya saat mengisi data diri, bukan menjawab soal ujian. "Kalau data diri di bagian atas LJUN selesai diarsir, guru melepas siswa untuk mengerjakan soal. Asalkan siswa sudah tahu cara mengisi lembar jawaban, guru tidak lagi membantu siswa dalam menjawab soal Unas,"ungkapnya. ( Yasik, Esha )