News Room, Jum’at ( 26/09 ) Pemerintah tahun ini terus berupaya memperbesar akses terhadap masyarakat miskin untuk konsumsi beras, akibat dampak kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM). Hal itu direspon DPR RI dengan menyetujui tambahan alokasi raskin semula hanya 10 bulan kini menjadi 12 bulan. Kepala Seksi Tata Usaha, Umum dan Humas Bulog Divisi Regional (Divre) Jatim, Arwakhudin Widiarso di kantornya, Jumat pagi (26/09) mengatakan, program pemberian raskin menjadi setahun (12 bulan). Ini untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat miskin guna memenuhi kebutuhan gizi keluarga. Dikatakannya, penambahan pagu raskin tersebut sudah dikawal oleh Tim Raskin Propinsi Jatim dan Kabupaten/Kota pada akhir Agustus lalu, sehingga cukup waktu untuk dilakukan persiapan distribusi, termasuk harga pembelian raskin tetap sesuai keputusan diawal tahun 2008, yakni sebesar Rp. 1.600 per-kilogram. Pagu raskin tahun ini mengalami kenaikan dua kali, pertama Januari pemerintah menetapkan alokasi raskin untuk Jatim sebanyak 3.672.700 kilogram/tahun untuk 3.236.727 Rumah Tangga Miskin (RTM), untuk 10 bulan dengan masing-masing 10 kilogram, pada Pebruari pemerintah menaikkan alokasi raskin untuk tiap RTM dari maksimal 10 menjadi 15 kilogram/bulan atau mengalami kenaikan 45 persen dari 323.672 ton/tahun menjadi 469.325 ton/tahun, dan saat ini dinaikkan lagi dari penyaluran 10 menjadi 12 bulan, atau naik 97.101.810 kilogram atau dari 469.325 ton/tahun menjadi 566.427.255 kilogram. Kenaikan raskin tersebut, berdasarkan surat dari Menteri Koordinasi Bidang Kesejaheraan Rakyat Republik Indonesia tanggal 17 Juli 2008 Nomor B-1465/KMK/DEP.II/VII/2008 tentang Program Raskin tahun 2009 dan Menteri Keuangan Republik Indonesia tanggal 31 Juli 2008 dengan Nomor S-389/MK.02/2008 tentang Tambahan Alokasi Dana Pelaksanaan Raskin Propinsi Tahun 2008. Ia menambahkan, ketentuan sesuai dengan Perpres Nomor 38 Tahun 2008 tentang Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2009 telah diinformasikan, bahwa tahun 2009 program raskin masih tetap akan dilaksanakan pemerintah untuk membantu Rumah Tangga Sejahtera (RTS) dalam memenuhi kebutuhan pangan terutama beras. Kenaikan alokasi raskin tersebut cukup mampu untuk ikut menekan kenaikan harga beras yang rutin terjadi di akhir tahun. Penambahan raskin pada November dan Desember 2008 merupakan keputusan yang tepat bagi pemerintah, karena saat itu musim paceklik, sehingga raskin sangat dibutuhkan. Selain itu, dengan dua bulan penyaluran sekitar 97.000 ton beras dari Bulog ke masyarakat, maka dapat menekan permintaan beras di pasar yang ujung-ujungnya dapat menekan inflasi, apalagi jika pagu raskin untuk tahun 2009 segera diumumkan. Hal itu dipastikan perencaan Bulog dalam menejemen stok untuk operasional akan lebih mudah. Akibat penambahan tersebut stok yang harus disediakan menjadi lebih besar, dan Bulog Jatim tetap yakin mampu menyediakan stok tersebut, juga apabila sewaktu-waktu terjadi kenaikan harga yang harus dilakukan operasi stabilisasi harga, karena stok saat ini masih tersedia 497.900 ton, atau dengan ketahanan stok 9,6 bulan untuk penyaluran rutin cadangan beras bulog. Sedangkan akhir Maret 2009 diperkirakan sudah panen dan Bulog kembali melakukan pembelian untuk stok kembali. ( JNR, Esha )